Jumat, 05 November 2021 11:40 UTC
BERGEJOLAK. Para pengurus PAC PPP di Jember mendesak ada pergantian Ketua DPC PPP Jember yang saat Muscab, Jumat, 5 November 2021. Foto: Faizin Adi
JATIMNET.COM, Jember – Internal Partai Persatuan Pembangunan (PPP) di Jember bergejolak. Meski belum ditentukan tanggalnya, Dewan Pimpinan Cabang (DPC) PPP Jember harus menggelar Musyawarah Cabang (Muscab) paling lambat akhir Desember 2021 seiring habisnya masa kepengurusan saat ini.
Sebelumnya, DPC PPP Jember juga sudah menggelar Rapat Pimpinan Cabang (Rapimcab) sebagai tahapan pendahuluan menjelang Muscab.
Sejumlah pengurus PPP tingkat kecamatan pada Jumat, 5 November 2021, berkumpul dan mendesak KH Madini Farouq atau Gus Mamak tidak lagi menjadi Ketua DPC PPP Jember. Dengan mengatasnamakan Forum Komunikasi PAC PPP se-Jember, mereka mengklaim representasi 25 dari total 31 PAC PPP yang ada di Jember.
“Kami mendesak agar dalam Muscab nanti ada pergantian jabatan Ketua DPC PPP Jember. Karena Ketua DPC PPP Jember yang saat ini selama lima tahun terakhir kinerjanya banyak mengecewakan dan tidak sesuai dengan janji saat awal mencalonkan diri menjadi ketua,” tutur juru biacara forum yang juga Ketua PAC PPP Kecamatan Pakusari Khusnul Arifin Mansyur dalam jumpa pers di salah satu rumah makan di kawasan Mangli, Jember.
BACA JUGA: Anggota DPRD yang Pukul Ketua RT Akui Salah, Ini Pengakuannya
Menurutnya, salah satu yang menjadi pemicu kekecewaan pengurus PAC adalah tidak transparan DPC dalam mengelola keuangan partai. Sebagai partai pemilik kursi di DPRD Jember, PPP setiap tahun menerima aliran dana bantuan politik (banpol) dari Bakesbangpol Pemkab Jember sesuai ketentaun perundangan.
DPC PPP Jember juga memungut iuran dari anggota Fraksi PPP di DPRD Jember.
“Selama ini kita dari PAC jarang mendapat bantuan ekonomi dari DPC PPP Jember. Padahal ada banyak sumber pemasukan yang diterima DPC PPP. Saya pernah menjadi Ketua Laskar Ababil (sayap kepemudaan PPP) Jember. Jadi kalau saya perkirakan, jumlahnya bisa mencapai miliaran rupiah tiap tahun, tapi sedikit yang mengalir ke bawah,” ujar Khusnul.
Dikonfirmasi terpisah, Gus Mamak membantah kepengurusannya kurang membagikan dana ke tingkat bawah. Selama lima tahun memimpin, Gus Mamak merasa telah keras bekerja membesarkan partai.
“Ini bisa dilihat dari naiknya perolehan kursi PPP di DPRD Jatim pada pemilu 2019 kemarin. Dari sebelumnya 3 kursi, menjadi 5 kursi. Kita juga berhasil mengantarkan kandidat yang kita dukung, Hendy-Firjaun menjadi Bupati-Wabup pada Pilkada 2020 kemarin,” tutur pria yang pernah menjadi Ketua DPC PKB Jember ini.
BACA JUGA: Politik Biaya Tinggi Sulit Dihindarkan, PPP Realistis
Terkait transparansi penggunaan dana partai, Gus Mamak juga mengklaim bisa dipertanggungjawabkan. “Untuk banpol dari Bakesbang itu diaudit oleh BPK. Kita selama ini selalu mendapat predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP),” ujar Gus Mamak.
Adapun terkait iuran Anggota Fraksi PPP di DPRD Jember, Gus Mamak mengaku akan menyampaikan pertanggungjawabannya di forum Muscab yang tanggalnya belum dipastikan.
“Karena aturannya memang seperti itu, LPJ di Muscab,” ujar pengasuh Pondok Pesantren Riyadlus Sholihin, Gebang, Jember ini.
Karena itu, Gus Mamak menilai kritikan yang disampaikan Forum Komunikasi PAC PPP se-Jember sebagai bagian dari dinamika menjelang Muscab. “Ada yang ingin jadi ketua, lalu mengadu domba saya dengan PAC. Jadi Forum PAC itu hanya termakan hoaks dan fitnah,” tutur Gus Mamak.
Terkait desakan agar dirinya tidak terpilih lagi, Gus Mamak menanggapinya dengan santai. “Kalau memang dengan prestasi yang tadi, saya dianggap berhasil selama lima tahun dan kader meminta saya untuk kembali memimpin, saya tidak bisa menolak. Tapi kalau dianggap sudah cukup, ya cukup,” katanya.