Logo

PPKM Level 1, Surabaya Fokus Pulihkan Ekonomi dan Pariwisata

Reporter:

Selasa, 19 October 2021 13:00 UTC

PPKM Level 1, Surabaya Fokus Pulihkan Ekonomi dan Pariwisata

TEMU UMKM. Pemkot Surabaya menggelar temu UMKM se-Kecamatan Wonocolo secara hibrid, Jumat, 3 September 2021. Foto: Pemkot Surabaya

JATIMNET.COM, Surabaya – Berdasarkan penilaian dalam Instruksi Menteri Dalam Negeri (Inmendagri) Nomor 53 Tahun 2021 per tanggal 19 Oktober 2021, status Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di Kota Surabaya dalam penanggulangan Covid-19 turun menjadi Level 1.

Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi mengaku bersyukur. Saat ini indikator penilaian Covid-19 dalam Inmendagri, tidak berpedoman pada wilayah aglomerasi.

"Alhamdulillah sesuai Inmendagri di situ, Surabaya masuk Level 1 karena di dalam Inmendagri disebutkan (indikator penilaian) tidak lagi aglomerasi, tetapi dibebankan pada masing-masing kota," kata Eri di Balai Kota Surabaya, Selasa, 19 Oktober 2021.

Oleh karena itu, Pemkot Surabaya akan fokus pada pemulihan ekonomi, pariwisata, dan kesenian dengan tetap menerapkan protokol kesehatan ketat. "Alhamdulillah dengan Inmendagri yang baru keluar itu kita Level 1, maka tujuan kita satu, yakni menggerakkan ekonomi yang harus mulai berputar," ujarnya.

BACA JUGA: Sebaran Covid-19 Turun, Pemakaman Prokes di Surabaya Nol

Bahkan, ia menyatakan, telah menggandeng Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) untuk melakukan pemberdayaan ekonomi masyarakat terutama untuk menggerakkan sektor terdampak PPKM, seperti bidang kesenian dan pariwisata. "Mulai hari ini kita akan rapatkan dengan PKK, pariwisata, dan kesenian. Sehingga ada batas-batas jumlah hadir berapa, jumlah yang bisa main berapa," katanya.

Menurutnya, roda perekonomian di Surabaya harus ditingkatkan setelah beberapa sektor usaha sempat terhenti. "Ekonomi sudah harus bergerak. Sudah lama warga Surabaya pergerakan ekonominya berhenti. Jadi pemerintah hari ini harus hadir menggerakkan ekonomi di Surabaya," katanya.

Mantan Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Kota (Bappeko) Surabaya itu juga menjelaskan ada enam indikator penilaian yang sudah dicapai Kota Pahlawan sehingga berstatus Level 1 PPKM, di antaranya Bed Occupancy Rate (BOR) atau keterisian kamar di rumah sakit, kapasitas tracing (pelacakan), treatment (perawatan), dan testing (pemeriksaan) hingga capaian vaksinasi dosis 1 dan dosis 2.

"Yang paling penting itu kita sudah lewati semua. Tapi ada vaksin dan vaksinnya Surabaya sudah tinggi. Karena Surabaya vaksinnya terkunci dengan aglomerasi, maka secara otomatis (Inmendagri sebelumnya) tidak bisa turun Level 1, karena (aglomerasi) harus 70 persen," katanya.

Eri menyebut untuk berada pada Level 1, dalam kebijakan Inmendagri sebelumnya, capaian vaksinasi lansia di wilayah aglomerasi juga harus mencapai minimal 60 persen. Makanya, selama ini Kota Surabaya getol mendukung percepatan vaksinasi di wilayah aglomerasi.

BACA JUGA: Berbelanja sambil Memanfaatkan Vaksin Corner di Mal Surabaya

"Karena itu Surabaya juga membantu percepatan untuk vaksinasi aglomerasi dengan mengirimkan mobil vaksinasi. Tapi Alhamdulillah, dengan Inmendagri yang tidak menggunakan aglomerasi, tapi di masing-masing wilayah, Surabaya jadi Level 1," katanya.

Saat ini vaksinasi di Surabaya untuk dosis 1 sudah mencapai 115 persen dan dosis 2 sekitar 90 persen. Meski demikian, pihaknya tetap berkomitmen untuk mengejar 100 persen capaian vaksinasi dosis ke 2. "Kita mengejar dosis 2 ini 100 persen. Dan ini yang kita lakukan terus, dilihat dari indikator-indikator (Inmendagri) tadi, kita sudah melebihi semua sebenarnya," katanya.

Eri menyampaikan terima kasih kepada seluruh elemen serta masyarakat yang telah bergotong-royong memutus mata rantai Covid-19 di Kota Pahlawan. Meski Surabaya sudah berada di Level 1, ia mengingatkan seluruh masyarakat agar tidak abai dan tetap disiplin menjaga protokol kesehatan (prokes).

"Waktunya kita bangkit dan jangan dirusak kebangkitan ekonomi kita ini. Saya nyuwun tulung (minta tolong) masyarakat Surabaya terus jaga prokesnya," ujarnya.