JATIMNET.COM, Banyuwangi – Salah satu penari Gandrung senior di Banyuwangi, Poniti, 72 tahun, meninggal dunia di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Blambangan, Senin, 8 Juni 2020, sekitar pukul 11.00 WIB. Wanita yang kerap disapa Mak Pon itu dirawat di rumah sakit karena menderita infeksi di bagian mulut.

"Kamis dirawat di Puskesmas Singojuruh, Jumat jam 9 dirujuk ke RSUD Blambangan, Sabtu operasi," kata Slamet Suwito, 42 tahun, seniman Kecamatan Singojuruh yang mendampingi Poniti melalui aplikasi pesan daring.

BACA JUGA: Sesepuh Gandrung Reuni, Sebut Generasi Sekarang Gandrung-gandrungan

Tak hanya di usia produktifnya, Poniti sebelumnya tetap aktif berkesenian di usia senjanya. Selain tampil di berbagai tempat, dia tak segan berlatih bersama seniman-seniman muda di Ruang Terbuka Hijau (RTH) Singojuruh. Kegiatan setiap hari Sabtu itu juga dikerumuni warga sebagai pertunjukan hiburan.

Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya Poniti. Dia berdoa agar almarhumah diampuni dosa-dosanya, diterima amal baiknya, dan keluarga tegar dalam kondisi saat ini.

BACA JUGA: Melihat Anak-anak Menari Gandrung di Tepi Sawah

"Insya Allah wafatnya Bu Poniti ini akan meningkatkan teman-teman untuk bisa terus melahirkan generasi penerus," kata Anas.

Dia mengatakan Pemkab Banyuwangi selama ini sudah cukup memberikan perhatian pada pelaku seni seperti Poniti. Kepedulian yang dikerjakan melalui Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Banyuwangi misalnya berupa perbaikan rumah dan berbagai bantuan lainnya.

Pernyataan turut berduka cita juga bermunculan dalam postingan di media sosial. Jenazah telah diantarkan ke rumah duka di Dusun Tegalmojo, Desa Kemiri, Kecamatan Singojuruh untuk dimakamkan.