Logo

Politisi PDIP Tegaskan Bung Karno Lahir di Surabaya

Reporter:,Editor:

Senin, 06 June 2022 05:40 UTC

Politisi PDIP Tegaskan Bung Karno Lahir di Surabaya

DISKUSI SEJARAH. Sejumlah politisi PDI Perjuangan dan akademisi berkumpul di Surabaya bertepatan dengan hari lahir Presiden RI pertama Soekarno atau Bung Karno, Senin, 6 Juni 2022. Foto: Humas Pemkot Surabaya

JATIMNET.COM, Surabaya – Sejumlah politisi PDI Perjuangan dan akademisi berkumpul di Surabaya bertepatan dengan hari lahir Presiden RI pertama Soekarno atau Bung Karno, Senin, 6 Juni 2022.

Mereka antara lain Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi, Wakil Wali Kota Surabaya Armuji, mantan Wali Kota Surabaya Bambang DH, mantan Plt Wali Kota Surabaya Whisnu Sakti Buana, mantan Wali Kota Blitar dan DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat, Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono, dan sejarawan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Rojil Nugroho Bayuaji.

“Ada banyak upaya penyimpangan sejarah yang menyebutkan bahwa Bung Karno lahir di Blitar. Hari ini kami ingin menegaskan bahwa Bung Karno lahir di Surabaya, pada 6 Juni 1901 di Kampung Pandean, Gang IV, di Kelurahan Peneleh. Jadi Bung Karno itu arek Suroboyo yang kemudian ditakdirkan dalam keadaan penuh getir berjuang untuk memerdekakan Indonesia,” kata Eri.

Menurutnya, Bung Karno dan Surabaya atau sebaliknya tak dapat lagi dipisahkan. Surabaya bukan hanya tempat lahir Bung Karno. Lebih dari itu, kota ini ada dalam persenyawaan ideologi hidup Bung Karno. Tak heran jika Bung Karno menyebut Surabaya sebagai 'dapur nasionalisme'.

BACA JUGA: Gelar City Tour Soekarno, Ning Ita Naik Mobil Dinas Bung Karno

“Selain tempat kelahiran, Surabaya menjadi takdir Bung Karno setelah ayahnya, Raden Soekemi, mengirimkan sang anak untuk bersekolah di Surabaya dan indekos di rumah Ketua Sarekat Islam Haji Oemar Said Tjokroaminoto di kawasan Peneleh. Di tempat itulah Bung Karno ditempa menjadi aktivis dan pemikir yang semuanya itu menjadi awal mula perjuangannya dalam memerdekakan republik ini,” ia memaparkan.

“Maka ini menjadi spirit bagi kita semua untuk berjuang mengabdi kepada rakyat. Seperti kata Bung Karno, ’warisi apinya, jangan abunya’. Kita warisi spirit perjuangan Bung Karno untuk menebar lebih banyak lagi kebaikan di Surabaya, kota yang begitu banyak mewarnai hidup Bung Karno,” ia menambahkan.

Sementara itu, mantan Wali Kota Blitar Djarot Saiful Hidayat juga menegaskan bahwa Bung Karno lahir di Surabaya. Djarot sendiri menjabat sebagai Wali Kota Blitar pada 2000-2010.

“Bung Karno lahir di Surabaya, tetapi memang ketika Orde Baru banyak pembelokan sejarah. Ada narasi bahwa Bung Karno lahir di Blitar. Sampai sekarang narasi itu banyak dipercaya. Saya kemarin diskusi di Jogjakarta dengan anak-anak muda, saya tanya di mana Bung Karno lahir, 80 persen menjawab Blitar. Maka kita bergerak bersama bahwa Bung Karno memang lahir di Surabaya,” kata Djarot.

Djarot menyebut Bung Karno memang beberapa kali ke Blitar karena rumah sang ibunda berada di sana yang disebut sebagai Istana Gebang atau Dalem Gebang. Ketika menjadi presiden, Bung Karno beberapa kali berkunjung ke sana untuk sungkem dan memohon doa dari sang ibunda.

“Karena ibunda Bung Karno selalu bilang ke anaknya, bahwa kamu memang presiden, tapi kamu tetap anakku. Kalau mau bertemu denganku, jangan undang aku ke Istana, tapi kamulah yang harus ke sini. Maka Bung Karno selalu sungkem ke ibundanya di Blitar. Tapi jelas bahwa Bung Karno lahir di Surabaya,” kata mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

BACA JUGA: Ini Kegiatan Semarak Bulan Bung Karno di Mojokerto

Mantan Wali Kota Surabaya Bambang DH juga menegaskan Bung Karno terlahir di Surabaya. Ia pun bercerita ketika menjabat sebagai wali kota, dia bertemu Roeslan Abdulgani, orang dekat Bung Karno yang pernah menjabat sebagai Menteri Luar Negeri era Presiden Soekarno. Roeslan adalah arek Suroboyo, tepatnya di kawasan Peneleh.

”Waktu itu dalam bahasa Suroboyoan, beliau bilang ke saya, Mbang (panggilan Bambang), iku Bung Karno lahir nang Suroboyo,” kata Bambang.

Dari situlah, ia kemudian mendorong riset yang dipimpin wartawan senior yang ketika itu memimpin Soekarno Institute, Peter A. Rohi, hingga ditemukan rumah kecil di Pandean Gang IV Nomor 40 sebagai rumah kelahiran Bung Karno.

Sementara itu, Ketua DPRD Surabaya Adi Sutarwijono mengusulkan agar tema “Bung Karno lahir di Surabaya” menjadi bagian dari kurikulum lokal yang diajarkan ke para pelajar.

“Sehingga kebenaran sejarah semakin kokoh, bahwa proklamator kita tercinta memang lahir di Surabaya,” kata Adi.