Minggu, 16 June 2019 05:31 UTC
POLISI. Polri dan Masyarakat Turun Jalan Menolak Demo Pasca Pemilu, Foto : Zulkiflie
JATIMNET.COM, Probolinggo - Jajaran Polres dan Polresta (Kepolisian Resor Kota) Probolinggo melakukan aksi turun ke jalan, bersama masyarakat Probolinggo, Minggu 16 Juni 2019.
Polres Probolinggo melakukan long march , sejauh kurang lebih 7 kilometer dengan menelusuri jalanan desa atau Aleng-aleng Disah .
Dalam aksinya, massa gabungan berbagai unsur itu, melakukan kampanye damai dan menolak ajakan demo, serta menolak adanya kerusuhan pasca pemilihan umum 2019.
Maraknya informasi Hoax, serta ujaran kebencian yang sengaja disebar di media sosial, menjadi atensi serius kepolisian.
BACA JUGA: Usai Ramadan dan Lebaran, TPA di Probolinggo "Overload"
Kapolres Probolinggo, AKBP Eddwi Kurniyanto berharap, masyarakat lebih pintar dalam menerima informasi, dengan memilah mana informasi yang benar dan Hoaks.
Kapolres berpesan, agar masyarakat dapat bersama-sama menjaga kedamaian serta kondusifitas negara.
Terlebih, dengan menolak ajakan demo, makar, kerusuhan serta aksi-aksi menolak hasil Pemilu 2019.
"Mari sama-sama menolak ajakan demo maupun kerusuhan, atas penolakan hasil Pilpres yang di sengketakan di Mahkamah Kostitusi, saya harap semua warga Probolinggo bisa menjaga kedamaian NKRI,"kata Eddwi.
BACA JUGA: Pasca Lebaran, PMI Probolinggo Krisis Darah O dan B
Usai long march , masyarakat bersama kepolisian yang juga diikuti unsur TNI, membubuhkan tanda tangan di atas kain putih, sebagai bentuk dukungan perdamaian, dan menolak ajakan kerusuhan.
Sementara, hal berbeda dilakukan Polresta Probolinggo, bersama masyarakat dan Forkopimda menggelar colour run. Colour run dipilih sebagai wujud kecintaan, terhadap Negara Indonesia.
AKSI. Massa gabungan berunjuk rasa damai mencegah kisruh pasca Pemilu 2019
Kepada wartawan, Kapolresta Probolinggo, AKBP Alfian Nurrizal mengatakan, jika filosofi warna - warni colour run merupakan bentuk keragaman namun tetap dalam bingkai kebersamaan sebagai bangsa Indonesia.
"Kami ingin masyarakat tetap rukun dan damai, dalam jalinan bhineka tunggal ika atau berbeda-beda suku bangsa namun tetap satu jua,"kata Alfian.
BACA JUGA: Tabrakan Tiga Kendaran di Jalur Tengkorak Probolinggo, Tiga Korban Kritis
Alfian mengimbau masyarakat, agar tetap damai dan sama-sama menolak segala upaya, yang dapat membenturkan sesama warga Indonesia.
