Rabu, 29 April 2020 01:00 UTC
UBUR-UBUR. Ubur-ubur yang naik ke permukaan perairan laut utara Pelabuhan Tanjung Tembaga, Kota Probolinggo, Senin, 20 April 2020. Foto: Repro
JATIMNET.COM, Surabaya - PT PJB Unit Pembangkitan (UP) Paiton 1-2 kembali mendapatkan kunjungan ribuan ubur- ubur sejak Sabtu, 25 April 2020. Kondisi per Selasa, 28 April 2020 siang, ubur-ubur masih terlihat banyak di sekitar kanal intake water.
Tim Paiton 1-2 masih mengupayakan mengembalikannya ke habitat dengan tetap memegang kaidah keselamatan dan kelestarian alam.
Direktur Utama PT PJB Iwan Agung Firstantara memastikan serangan ubur-ubur tak menganggu produksi listrik. "Kami tetap berkomitmen untuk menjaga keandalan pasokan listrik khususnya di Sistem Kelistrikan Jawa Bali," ujar Iwan dalam keterangan tertulisnya, Selasa 28 April 2020.
Beberapa langkah dilakukan UP Paiton untuk menjaga kontinuitas penyediaan tenaga listrik di pembangkit yang memiliki daya terpasang 2x400 MW ini tidak terganggu.
BACA JUGA: Ribuan Ubur-ubur Muncul di Perairan Probolinggo, Masyarakat Dilarang ke Laut
Salah satunya dengan menggunakan metode kehati-hatian dan ramah lingkungan untuk menjaga salah satu biota laut ini tetap terjaga kelestariannya.
Sementara, General Manager UP Paiton 1 dan 2, Mustofa Abdillah mengaku tengah berupaya mengendalikan ubur-ubur dengan tiga lapis pengaman berupa jaring-jaring.
Pertama di pasang di intake kanal tempat masuk air laut yang berfungsi sebagai pendingin kondensor unit pembangkit. Jaring-jaring ini adalah pengaman pertama untuk mencegah ubur-ubur masuk kedalam intake kanal.
Jaring kedua ditempatkan di wilayah pompa, untuk menghindari ubur-ubur tersedot pompa. Terkahir, jaring ketiga dipasang didepan area mesin untuk menghindari ubur-ubur masuk ke dalam komponen mesin dan mengganggu operasional PLTU.
BACA JUGA: Pelabuhan Probolinggo, Khofifah: Menjadi Pertumbuhan Ekonomi Konektivitas Pembangunan Ekonomi Jatim
Selain pengamanan Internal tersebut diatas, UP Paiton juga menggandeng nelayan di sekitar unit untuk melakukan penanganan kunjungan ubur-ubur ini.
Dengan menggunakan tujuh perahu nelayan, ubur-ubur dijaring menggunakan jala nelayan lalu digiring dan dilepas di tengah laut dengan tujuan menjaga kelestarian lingkungan dan tidak membunuh ubur-ubur.
“Berkaca pada pengalaman tahun 2016 yang lalu, kali ini kami lebih siap dan Alhamdulillah metode-metode yang terlah kami lakukan tersebut telah terbukti berhasil. Selain kontinuitas penyediaan tenaga listrik terjaga, yang paling penting adalah metode tersebut harus ramah lingkungan," kata Mustofa Abdullah.
