Sabtu, 15 February 2020 07:30 UTC
PELABUHAN: Gubernur Jatim, Khofifah Indar Parawansa Didampingi Wakil Walikota Probolinggo, M Soufis Subri Saat Peresmian Kantor dan Masjid, Badan Usaha Pelabuhan PT DABN, di Pelabuhan Probolinggo. Foto: Zulkiflie
JATIMNET.COM, Probolinggo – Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa menyebutkan, Pelabuhan Probolinggo memiliki potensi besar layaknya Pelabuhan di Singapura, karena memiliki kedalaman yang sama.
Ia berharap, ke depan pengerjaan dan pembangunan Pelabuhan Probolinggo bisa menjadi konektivitas yang harus dilakukan guna percepatan pembangunan sesuai dengan Perpres nomor 80 tahun 2019 tentang percepatan pembangunan ekonomi.
Sejauh ini, kata Khofifah, sudah ada tiga institusi yang presentasi tentang pengembangan Pelabuhan Baru di Probolinggo. Namun, dirinya belum mendiskusikan secara komprehensif.
“Terkait Perpres 80 tahun 2019, harus segera disosialisasikan dan disinkronkan dengan berbagai perencanaan yang berjalan,” ujar Khofifah di sela peresmian Kantor dan Masjid, Badan Usaha Pelabuhan PT DABN, di Pelabuhan Probolinggo, Jum’at 14 Februari 2020.
BACA JUGA: Benoa Dijadikan Pelabuhan Utama Kapal Pesiar di Indonesia
Menurut dia, keberadaan pelabuhan di Probolinggo ini mempunyai potensi bagus untuk logistik dan pariwisata sangat besar, karena searah dengan konektivitas tol laut yang dirancang Presiden Joko Widodo.
Terkait pariwisata, pengembangan yang disinergikan adalah potensi wisata Bromo Tengger Semeru, dengan sasaran cruise dari Eropa. "Semoga ada konektivitas BTS dan wisata lain seperti Ijen dan wisatawan, agar menambah lama tinggal wisatawan di Jawa Timur," katanya.
Sementara Kepala Dinas Perhubungan Jawa Timur, Nyono menyampaikan, Pelabuhan Probolinggo dibangun karena dampak lumpur Lapindo dan back up dari arah timur. Disamping itu, Pelabuhan Problinggo ini mempunyai keistimewaan yakni terletak di posisi strategis, dilindungi kepulauan Madura sebagai breakwater dengan gelombang tidak lebih dari 1,5 meter dan sedimentasi kecil serta ada konektivitas dengan tol.
Sekadar diketahui, pendistribusian lewat Pelabuhan Baru sekitar 32 persen, diklaim lebih hemat dari pada Pelabuhan Tanjung Perak. "Untuk potensi logistik, Pelabuhan Probolinggo sudah melakukan aktifitas bongkar muat barang. Seperti tapioka dari Thailand, milik CJI Pasuruan. Dan dalam sebulan sudah ada 40 kapal, 68 ship call dengan 15 pengguna," katanya