Rabu, 14 April 2021 08:00 UTC
APLIKASI QRIS. Bupati Banyuwangi Ipuk Fiestiandani dan Pimpinan Cabang Bank Jatim Banyuwangi Agus Sastriono (kanan) menunjukkan fitur pembayaran nontunai QRIS di Pasar Takjil Banyuwangi, Selasa, 13 April 2021. Foto: Ahmad Suudi
JATIMNET.COM, Banyuwangi – Pimpinan Cabang Bank Jatim Banyuwangi Agus Sastriono mengatakan pihaknya menaikkan palfon kredit UMKM tahun ini sampai 100 persen. Bila tahun-tahun sebelumnya nilainya berkisar Rp500 juta, tahun ini pihaknya menyediakan hingga Rp1 miliar untuk dipinjam UMKM Banyuwangi.
Keputusan itu diambilnya bukan tanpa alasan, melainkan karena tingginya pertumbuhan kredit UMKM di Bumi Blambangan. Fakta itu didukung laporan Bank Indonesia (BI) Jember yang mengatakan Banyuwangi merupakan salah satu kabupaten dengan pertumbuhan kredit UMKM tertinggi di eks Karesidenan Besuki dan Lumajang (Sekarkijang).
“Memang pertumbuhan UMKM sempat down (turun) tahun kemarin. Tapi secara over all (keseluruhan), kemarin kita laporan dari Bank Indonesia juga, Banyuwangi salah satu kabupaten yang tingkat pertumbuhan kreditnya melebihi wilayah-wilayah lain di Sekarkijang, mungkin hanya Kabupaten Banyuwangi yang pertumbuhan kreditnya sangat bagus," kata Sas, sapaan Agus Sastriono, Selasa, 13 April 2021.
BACA JUGA: Pelaku Usaha Mikro Bakal Kembali Terima BPUM
Dia mengatakan UMKM tidak bisa lagi dipandang sebelah mata karena kini memiliki volume bisnis yang terus meningkat. Meskipun secara umum dalam masa pandemi pihaknya memilih menunggu dan melihat perubahan kondisi, namun UMKM tetap mendapatkan perhatian.
Bank Jatim yang sebelumnya dikenal sebagai banknya Aparatur Sipil Negara (ASN) berupaya merubah kesan menjadi bank yang ramah untuk semua golongan masyarakat, termasuk pelaku UMKM. Saat ini pihaknya menahan pengucuran pinjaman pada perusahaan besar, namun membuka kredit yang diajukan pelaku UMKM.
BACA JUGA: 65 Persen UMKM di Jatim Terpuruk Karena Covid-19
“Jumlah pengajuan relatif sih. Kita fokus ke UMKM, kalau korporasi kita masih di-hold (ditahan) dulu ya," katanya.
Sementara di awal Ramadan ini, dia menuturkan secara umum pengajuan kredit cenderung rendah. Hal itu dikarenakan ASN banyak mendapatkan THR dan berbagai tunjangan, sehingga tidak membutuhkan dana pinjaman dalam mencukupi kebutuhan belanja mereka.