Logo

65 Persen UMKM di Jatim Terpuruk Karena Covid-19

Reporter:,Editor:

Senin, 05 October 2020 03:00 UTC

65 Persen UMKM di Jatim Terpuruk Karena Covid-19

UMKM. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa melihat kain batik produk UMKM. Foto: Pemprov Jatim

JATIMNET.COM, Surabaya - Kepala Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (UKM) Jatim Mas Purnomo Hadi menyebut dari 9,7 juta usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di wilayahnya, sebanyak 65 persen terpuruk, terdampak pandemi Covid-19. 

Mereka pelaku UMKM ini, kata Purnomo, mengalami kesulitan bahan baku dan pemasaran. "Kami sudah melakukan koordinasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) lainnya, hingga mendapatkan bahan baku. Namun Ketika bahan baku ada, pelaku UMKM ini juga kesulitan modal," ujar Purnomo, Senin 5 Oktober 2020. 

Masalah modal ini, kata dia, secara perlahan mulai dicari solusinya. Salah satunya lewat dana bergulir (dagulir). Purnomo menyebutkan kurang lebih 165 UMKM yang mengajukannya, dan secara bertahap mulai dicarikan. 

Tidak hanya UMKM, bantuan modal juga diberikan kepada koperasi. Purnomo mengaku telah ada 12 dari 36 koperasi yang diusulkan mendapatkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB). “Nilainya Rp 112 miliar. Dananya diserahkan langsung oleh Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa kepada seluruh 12 koperasi yang menerima dana PEN,” kata dia. 

BACA JUGA: Rp 900 Juta untuk UMKM Pangan

Untuk masalah pemasaran, Purnomo mengatakan, berbagai upaya mulai dari marketplace hingga Youtube telah dilakukan. Selain menyiapkan program, yakni pendekatan yang dilakukan melalui kelembagaannya. “Seperti apa kelembagaannya. Kalau kelembagaannya kurang kuat karena pandemi, maka kita kuatkan kelembagaannya, baik koperasi dan UMKM nya,” tuturnya.

Penguatan kelembagaan mulai dari penambahan Sumber Daya Manusianya, penguatan produksinya, harus kualitas yang baik perlu dilakukan. Karenanya, Pemprov Jatim terus melakukan pendampingan untuk mendapatkan bahan baku melalui virtual-virtual dan webinar. "Kami juga memfasilitasi untuk pengurusan HAKI, BPOM, halal, merk dan dinkesnya,” ungkapnya. 

Menurutnya di Jatim ada 9,7 juta UMKM, 93 persen diantaranya adalah usaha mikro. Ia menambahkan untuk usaha mikro ini digarap melalui dinas koperasi kabupaten/kota yang berkolaborasi dengan dinas terkait untuk melihat kelembagaannya itu. 

“Kita tingkatkan dari mikro naik jadi kecil, dari kecil naik jadi menengah. Untuk itu, saya menggandeng perbankan, seperti Bank Jatim, Bank UMKM, Bank Mandiri, BRI dan BUMN,” tandasnya.