Logo

PGN Bangun IPAL Rp7,7 Miliar, Kurangi Beban Pencemaran Industri Tahu Jombang

Reporter:,Editor:

Selasa, 16 September 2025 06:40 UTC

PGN Bangun IPAL Rp7,7 Miliar, Kurangi Beban Pencemaran Industri Tahu Jombang

Peletakan batu pertama pembangunan IPAL industri tahu di Desa Mayangan, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, oleh PGN, KLH, dan Pemkab Jombang, Selasa 16 September 2025. Foto: Taufiqur Rachman

JATIMNET.COM, Jombang – Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) bersama PT Perusahaan Gas Negara (PGN) melakukan kunjungan kerja ke Sentra UMKM Tahu di Desa Mayangan, Kecamatan Jogoroto, Kabupaten Jombang, Selasa, 16 September 2025.

Kunjungan ini ditandai dengan penanaman pohon secara simbolis dan peletakan batu pertama pembangunan Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) komunal untuk mengatasi pencemaran lingkungan yang dihasilkan industri tahu lokal.

Direktur SDM dan Penunjang Bisnis PGN Rahmat Hutama mengatakan program ini merupakan bagian dari komitmen perusahaan dalam mendukung energi bersih dan lingkungan hijau. 

"Melalui program CSR, pihaknya bekerja sama dengan KLHK dan Pemkab Jombang untuk menghadirkan solusi lingkungan yang juga memperkuat ekonomi lokal," ucap Rahmat dalam sambutannya.

BACA: Menilik Kampung Tahu di Situbondo

Program kolaborasi ini mencakup pembangunan IPAL komunal, pemanfaatan eceng gondok dan minyak jelantah menjadi biofuel, dan pengembangan energi baru terbarukan (EBT) yang akan dilaksanakan secara bertahap pada 2025-2026.

Pembangunan IPAL senilai Rp7,7 miliar dari CSR PGN ditargetkan mampu mengurangi volume limbah dari 1.260.000 liter per hari menjadi 995.600 liter, sekaligus menurunkan beban pencemaran dari 1.533 ton BOD per tahun menjadi 969,44 ton BOD per tahun.

Sementara itu, Direktur Perlindungan dan Pengelolaan Mutu Air Kementerian Lingkungan Hidup (KLH RI) Tulus Laksono mengungkapkan persoalan limbah tahu telah menjadi perhatian sejak 2024. 

"Industri tahu di Desa Mayangan menghasilkan 1,2 juta liter air limbah per hari. Ini menjadi ancaman serius bagi keberlanjutan Sungai Brantas," kata Tulus.

BACA: Mahasiswa ITS Hasilkan Listrik dari Limbah Tahu

Melalui sinergi antara pemerintah, BUMN, dan masyarakat, program ini diharapkan tidak hanya mengatasi pencemaran lingkungan, tetapi juga menjaga keberlanjutan ekonomi lokal dan kelestarian Sungai Brantas yang menjadi penopang kehidupan masyarakat Jawa Timur.

Selain itu, Bupati Jombang Warsubi menyatakan industri tahu telah menjadi ikon ekonomi lokal sejak 1970 dengan 88 unit usaha yang tersebar di tiga desa. Namun, limbah yang dihasilkan mencapai 1,76 juta liter per hari dan berdampak pada penurunan kualitas air sungai. 

"Pemkab Jombang berkomitmen menangani persoalan limbah melalui pembangunan IPAL, pemanfaatan biogas, dan penguatan kelembagaan melalui koperasi perajin tahu," katanya.