Selasa, 14 December 2021 11:00 UTC
CEKATAN. Petugas kamar mayat RSUD dr Haryoto, Lumajang, Siti Nur Hasanah, sigap memegang ranjang jenazah dari ambulans yang membawa korban erupsi Gunung Semeru, Selasa, 14 Desember 2021. Foto: Zulkiflie
JATIMNET.COM, Lumajang – Di balik penanganan para korban meninggal akibat erupsi Gunung Semeru, ada sosok-sosok tangguh yang rela menghabiskan waktunya agar para korban meninggal mendapatkan penanganan selayaknya.
Salah satu sosok tersebut, yakni Siti Nur Hasanah, 33 tahun, petugas kamar mayat RSUD dr Haryoto, Lumajang. Pasca terjadinya erupsi Gunung Semeru, Sabtu, 4 Desember 2021, Siti terus berjibaku menangani para korban meninggal.
Setiap ambulans yang datang membawa kantong-kantong berisi jenazah korban erupsi, Siti langsung cekatan menjemputnya untuk selanjutnya diangkut menggunakan ranjang jenazah dan dibawa masuk ke kamar jenazah.
Meski demikian, wanita asal Desa Nogosari, Kecamatan Rowokangkung, Lumajang, tersebut tak bekerja sendiri. Ia bekerja bersama lima orang lainnya.
BACA JUGA: Tim DVI Mabes Polri Kembali Identifikasi 7 Jenazah Korban Semeru, Ini Datanya
Dalam penanganan jenazah para korban erupsi Gunung Semeru tersebut, Siti bersama para rekannya merasa tak terbebani meskipun jumlah jenazah yang ditangani mencapai puluhan semenjak erupsi.
Kepada wartawan, Siti mengaku tak merasa takut bahkan jijik meskipun jenazah yang ditanganinya telah mengeluarkan bau. Wanita yang berpenampilan modis tersebut mengungkapkan apa yang dilakukan sudah menjadi kesehariannya.
"Sama saja kok, terpenting saya sudah berusaha bekerja sebaik mungkin. Membersihkan jenazah para korban," ujar Siti, Selasa, 14 Desember 2021.
Siti menyampaikan jika dirinya baru enam bulan terakhir bekerja sebagai petugas kamar mayat RSUD dr Haryoto. Pasca erupsi Gunung Semeru, ia pun harus bekerja selama 24 jam on call.
Meski gaji yang diperolehnya tak seberapa, namun Siti mengaku tak keberatan karena menurutnya dalam kondisi musibah seperti ini, kemanusiaan lebih penting daripada materi.
“Sejak erupsi kami bekerja 24 jam, hanya delapan jam sekali shift-nya. Harus siap ketika ada jenazah tiba. Jadi enggak mikirin honor," kata ibu muda yang telah memiliki dua anak tersebut.
BACA JUGA: Tantangan Identifikasi Jenazah Korban Erupsi Semeru
Siti mengungkapkan pasca erupsi Gunung Semeru sudah ada kurang lebih 40 kantong jenazah yang dipulasarakan. Perawatan puluhan jenazah korban erupsi Semeru dilakukan mulai datang hingga pemulangan.
Menyikapi itu, Kepala Kamar Jenazah RSUD dr Haryoto, Ahmad Musthofa, merasa bangga dengan semangat pegawainya dan salah satunya Siti. Menurut Musthofa, di kamar jenazah RSUD dr Haryoto mempunyai enam orang petugas.
"Enam petugas itu terdiri dari dua perempuan dan empat laki-laki. Meski mereka capek, tapi tidak pernah mengeluh," kata Musthofa.
Musthofa menyampaikan selain petugas dan relawan, para penjaga kamar mayat juga patut disebut pejuang kemanusiaan karena turut menangani korban erupsi.