Selasa, 25 June 2019 10:56 UTC
Tangkapan layar tampilan di laman Petabencana.id
JATIMNET.COM, Surabaya – Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) memberikan penghargaan pada inovasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).Inovasi dalam bentuk Petabencana.id itu dianggap menyediakan informasi yang mudah dan real time, kepada publik.
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Syafruddin menerima Penghargaan Pelayanan Publik PBB tersebut di Heydar Aliyev Center, Baku, Azerbaijan, Senin 24 Juni 2019.
"Inovasi peta bencana memberi akses informasi bencana secara real time, gratis dan mudah bagi publik, untuk memantau serta membaginya melalui berbagai platform media sosial," katanya sebagaimana dikutip dalam siaran pers kementerian yang diterima di Jakarta, Selasa 25 Juni 2019.
BACA JUGA: BNPB Perkirakan Kemarau Ekstrem Terjadi di Sebagian Jawa Timur
Petabencana.id mampu mengumpulkan, menyortir, dan memvisualisasikan informasi dari media sosial ke dalam bentuk peta.
Menurut Syafruddin, inovasi itu membuat masyarakat, unit swasta, dan pemerintah dapat berkontribusi optimal dalam merespons bencana secara simultan dan komprehensif.
Inovasi itu merupakan bagian dari upaya untuk memberikan pelayanan publik yang berkualitas.
"Indonesia berkomitmen mewujudkan pelayanan publik yang berkualitas," kata Syafruddin, yang menerima penghargaan didampingi Deputi Bidang Pelayanan Publik Diah Natalisa, Sekretaris Utama BNPB Dody Ruswandi dan inovator Yayasan PetaBencana.id Mahardika Fatmastuti.
BACA JUGA: Peristiwa Bencana Meningkat, Jawa Tengah Terbanyak
Dia mengatakan, Indonesia berkomitmen meningkatkan pelayanan publik dengan menjalankan Gerakan Indonesia Melayani.
Melalui Gerakan tersebut, pemerintah Indonesia gencar mempromosikan pentingnya masyarakat yang damai dan inklusif untuk pembangunan berkelanjutan, pembangunan institusi pemerintah yang efektif dan akuntabel, serta pengurangan kesenjangan melalui peningkatan kualitas pelayanan publik.
"Kami juga membuka kesempatan luas untuk kolaborasi dengan mitra kerja internasional guna mewujudkan kontribusi signifikan bagi agenda 2030," tutur Syafruddin.(ant)