Rabu, 18 December 2019 08:02 UTC
Kepala Perwakilan BI, Difi Ahmad Johansyah. Foto: Dok Jatimnet.com.
JATIMNET.COM, Surabaya – Pertumbuhan kredit di Jawa Timur sepanjang sebelas bulan kurang menggembirakan. Berdasarkan data Bank Indonesia Perwakilan Jawa Timur, pertumbuhan kredit hingga November 2019 hanya tercapai 7 persen.
Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Timur Ahmad Difi Johansyah mengatakan angka tersebut jauh di bawah pertumbuhan kredit dalam dua tahun terakhir. Pada tahun 2017 pertumbuhan kredit mencapai 8,3 persen, setahun berselang mencapai 9,3 persen.
“Pertumbuhan ini jauh di bawah nasional yang mencapai 9 persen. Kemungkinan sampai akhir tahun angkanya tidak jauh berbeda dengan realisasi November,” kata Diffi, Selasa 17 Desember 2019.
Menurutnya ada beberapa hal yang menyebabkan pertumbuhan kredit di Jatim melambat. Salah satunya dampak dari pertumbuhan ekonomi global yang tidak bisa diatasi.
BACA JUGA: Pertumbuhan Ekonomi Jatim Masih Melambat Hingga Akhir Tahun
Faktor lain adalah masalah regulasi. Difi berharap pembahasan omnibus law yang saat ini tengah dalam tahap finalisasi segera selesai. Dengan begitu optimisme penyaluran kredit tumbuh positif tahun depan.
Meski pertumbuhan kredit secara keseluruhan melambat sepanjang tahun ini, Difi melihat ada tren baru di penyaluran UMKM. Pertumbuhan kredit ke sektor ini cukup menggembirakan.
Kantor Perwakilan BI Jatim menyebut dalam tiga tahun terakhir pertumbuhan kredit ke UMKM terus meningkat. “Pertumbuan UMKM lebih tinggi dari tahun 2016. Pada triwulan III 2019 pertumbuhan kredit UMKM mencapai 11,9 persen (yoy),” kata Difi.
BACA JUGA: Impor Hortikultura Naik Jelang Natal dan Tahun Baru
Dirinya optimistis tren ini masih terus terjaga tahun depan. Kendati ia belum berkenan menyebut angka pasti prediksi pertumbuhan kredit tahun depan. “Kalau melihat trennya terus naik, karena beberapa bank berminat masuk ke UMKM,” tegasnya.
Permasalahan lain, lanjut Difi, beberapa UMKM masih terkendalan administrasi. Pihak bank masih melihat sejumlah UMKM butuh pembenahan salah satunya administrasi finansial.
Dirinya berharap UMKM yang belum merapikan administrasi sesuai persyaratan perbankan segera merapikan. "Kalau itu diselesaikam bisa menyambungkan dengan perbankan. Banyak bank yang ingin masuk ke UMKM karena mereka ingin cari nasabah baru,” tandasnya.