Kamis, 05 November 2020 10:20 UTC
Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur. - Badan Pusat Statistik
JATIMNET.COM, Surabaya - Pertumbuhan ekonomi Jawa Timur triwulan III 2020 (YoY) terkontraksi lebih tinggi dari nasional. Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim mencatat pertumbuhan ekonomi triwulan III 2020 terkontraksi sebesar 3,75 persen dibandingkan triwulan III 2019.
Nasional pada triwulan III (YoY) terkontraksi sebesar 3,49 persen. Pun demikian secara triwulan II 2020 (Q to Q), perekonomian Jawa Timur mengalami pertumbuhan sebesar 5,89 persen.
Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan mengatakan, membaiknya pertumbuhan ekonomi secara Q to Q didukung oleh kinerja Lapangan Usaha Jasa Lainnya yang tumbuh 30,68 persen. Kemudian diikuti Transportasi dan Pergudangan sebesar 21,34 persen, serta Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum sebesar 9,71 persen.
Lapangan usaha konstruksi juga tercatat tumbuh membaik 7,92 persen. "Disusul Industri Pengolahan tumbuh 7,32 persen, Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor yang tumbuh 7,17 persen, Jasa Perusahaan yang tumbuh 5,24 persen, serta Jasa Pendidikan yang tumbuh 4,66 persen," ujar Dadang, Kamis 5 November 2020.
BACA JUGA: Deflasi Jatim Capai 0,15 Persen
Sementara, ekonomi Jawa Timur sampai dengan triwulan III-2020 (C to C) terkontraksi 2,29 persen. Pertumbuhan tertinggi dicapai oleh lapangan usaha informasi dan komunikasi sebesar 7,88 persen. Lalu diikuti jasa kesehatan dan kegiatan sosial sebesar 8,87 persen, real estat 4,66 persen, serta pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang sebesar 4,56 persen.
"Sedangkan kontraksi tertinggi pada Lapangan Usaha Jasa Lainnya sebesar 15,31 persen serta Transportasi dan Pergudangan sebesar 13,08 persen," kata dia.
Secara keseluruhan, kata Dadang, catatan ekonomi kinerja pertanian, perkebunan dan peternakan lebih baik dari sebelumnya. Panen tebu dan momen Idul Adha mendorong perbaikan ekonomi pada triwulan III 2020.
Tidak hanya itu, mulai beroperasinya industri pengolahan mendorong peningkatan produksi. "Masa giling tebu turut mendorong industri makanan. Seiring meningkatnya bahan baku atau furniture," kata dia.
BACA JUGA: Pertumbuhan Ekonomi Jatim Terburuk di Lima Tahun Terakhir Pada Triwulan II 2020
Peningkatan penjualan listrik juga terjadi pada triwulan III tahun ini. Longgarnya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) membuat kegiatan industri pengolahan mulai menggeliat, meningkatkan penjualan listrik.
Longgarnya PSBB terjadi peningkatan di semua moda transportasi, restoran dan akomodasi mulai beroperasi secara normal kembali. Meski dengan penerapan protokol kesehatan. Promo atau diskon diberikan masyarakat terutama di liburan maupun di weekend.
"Penjualan mobil dan motor meningkat dibanding triwulan sebelumnya. Hal ini sejalan dengan peningkatan penjualan perdagangan besar eceran. Terutama penjualan daring (marketplace)" terangnya.
Pertumbuhan kredit Q to Q disebabkan penempatan dana ke bank milik pemerintah dan swasta terkait program pemulihan ekonomi nasional (PEN).