Logo

Deflasi Jatim Capai 0,15 Persen

Reporter:,Editor:

Kamis, 01 October 2020 08:20 UTC

Deflasi Jatim Capai 0,15 Persen

Kepala Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Timur, Dadang Hardiwan. Foto: Baehaqi/Dokumen

JATIMNET.COM, Surabaya - Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat, selama September 2020 deflasi sebesar 0,15 persen. Dari Indeks Harga Konsumen (IHK) di delapan kota di Jatim, tujuh diantaranya deflasi, dan satu inflasi. 

Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan mengatakan, kota yang mengalami deflasi tertinggi yaitu Probolinggo sebesar 0,35 persen. Kemudian diikuti Surabaya sebesar 0,18 persen, Banyuwangi sebesar 0,17 persen, Sumenep sebesar 0,12 persen, Malang sebesar 0,05 persen, Madiun sebesar 0,02 persen, dan Jember sebesar 0,01 persen.

"Sedangkan kota yang mengalimi inflasi yaitu Kediri sebesar 0,15 persen," ujar Dadang dalam konfrensi press virtual, Kamis 1 Oktober 2020. 

Dadang menyebut, komoditi penyumbang deflasi tertinggi angkutan udara dengan perubahan harga 4,07 persen, telur ayam ras 7,38 persen, daging ayam ras 4,48 persen, tarif kereta api 8,89 persen, emas perhiasan 1,33 persen, melon 13,3 persen, cabai rawit 8,12 persen, dan semangka 6,58 persen.

BACA JUGA: BPS Jatim Sebut 34,12 Juta Penduduk di Sensus Secara Manual

Sedangkan, komoditi penghambat deflasi atau inflasi, diantaranya minyak goreng 2,36 persen, bawang putih 8,90 persen, cabai merah 10,9 persen, udang basah 2,93 persen, sawi hijau 12,51 persen, dan panci 2,34 persen.  "Ini merupakan deflasi bulanan terbesar selama kurun waktu tiga tahun terakhir," tegasnya. 

Sementara untuk kelompok yang mengalami inflasi yaitu pakaian, dan alas kaki sebesar 0,02 persen; perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,26 persen; rekreasi, olahraga, dan budaya sebesar 0,09 persen.

Selanjutnya pada pendidikan sebesar 0,08 persen; penyediaan makanan dan minuman atau restoran sebesar 0,05 persen; serta perawatan pribadi dan jasa lainnya sebesar 0,03 persen.

"Ada satu perumahan, air, listrik dan bahan bakar tidak mengalami perubahan. Ini merupakan indeks harga konsumen stabil dibanding bulan sebelumnya sehingga tidak inflasi dan deflasi," terangnya. 

Tingkat inflasi tahun kalender Jatim, kata Dadang, hingga September 2020 sebesar 0,74 persen. Adapun tingkat inflasi tahun ke tahun (September 2020 terhadap September 2019) sebesar 1,30 persen.