
Reporter
ZulafifKamis, 3 September 2020 - 00:00
Editor
Bruriy Susanto
PERDA. Suasana Hearing Antara DPRD Kabupaten Probolinggo, APTI (Asosiasi Petani Tembakau Indonesia), pihak gudang dan Dinas OPD terkait. Foto : Zulkiflie
JATIMNET.COM, Probolinggo - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), Kabupaten Probolinggo akan segera menggodok peraturan daerah (PERDA), Tata Niaga Pertembakauan.
Perda ini dimaksudkan guna mempermudah petani dan pabrikan dalam bisnis pertembakauan. Agar nantinya, tidak ada pihak yang dirugikan mengingat polemik soal pertembakauan hampir tiap tahun terjadi.
Ketua DPRD Kabupaten Probolinggo, Andi Suryanto menyebutkan, dengan adanya Perda ini diharapkan dapat memberikan kenyaman dan ketenangan, saat petani menanam tembakau.
Meski demikian, saat ini Perda Tata Niaga Pertembakauan masih dalam pengkajian, termasuk pengaturan tentang jual beli tembakau. Apakah nantinya akan dikenakan sanksi atau tidak, bagi para spekulan yang terbukti memainkan harga tembakau dengan cara mendatangkan tembakau dari luar daerah.
BACA JUGA: DPRD Kabupaten Probolinggo Soroti Serapan dan Harga Tembakau
"Yang jelas kami cari win-win solution, agar masalah pertembakau ini, petani nyaman dan tentram. Serta petani terjamin, hasil produksi tanamannya,"jelas Andi, saat hearing bersama APTI, pihak Gudang dan Instansi terkait di Kantor DPRD, Rabu 2 September 2020.
Guna merealisasikannya, Andi meminta adanya surat edaran dari Dinas Pertanian bidang perkebunan, terkait range BEP (Break Even Point) harga tembakau di Kabupaten Probolinggo.
"Karena kalo kami telusuri, perhektar lahan tembakau petani harus keluar modal sekitar Rp 30 juta. Oleh karenanya, kami berharap ada harga yang wajar bagi tembakau petani, dimana untuk musim kali ini berkisar Rp 26-30 ribu perkilogram, dan syukur-syukur di musim mendatang bisa menyentuh harga Rp 40 perkilogram bahkan lebih," ujarnya.
Sementara Supervisor Gudang PT Gudang Garam, Boy Jonathan mengatakan, terkait keputusan harga tembakau petani di musim panen kali ini, pihaknya masih menunggu dibukanya gudang Jum'at mendatang.
BACA JUGA: Kesal Tak Laku Dijual Petani Probolinggo Bakar Tanaman Tembakaunya
"Nanti kami lihat dulu, kualitas tembakaunya seperti apa. Tapi kalo musim panen kemarin, memang harganya cukup tinggi, untuk bawahan saja sekitar Rp 28 ribu perkilogram,"jelasnya.
Disinggung terkait adanya pasokan tembakau dari luar, Boy mengaku akan memprioritaskan tembakau lokal hingga seluruhnya terbeli. "Harapan kami ya' habiskan dulu tembakau lokal.
Apalagi kemarin petani sampai bakar-bakar, bagaimanapun tembakau lokal (Paiton) itu tetap laku. Kasihan mereka, sudah susah-susah tanam,"tukasnya.
Sekadar informasi, untuk luasan areal tanam tembakau tahun ini mencapai 9.500 hektar, dimana perkiraan hasil panen tembakau sendiri, mencapai 13.000 Ton daun tembakau