Logo

Permintaan Tinggi, Harga Kolang-kaling di Produsen Melonjak 100 Persen

Reporter:,Editor:

Minggu, 10 May 2020 09:00 UTC

Permintaan Tinggi, Harga Kolang-kaling di Produsen Melonjak 100 Persen

PRODUKSI. Seorang warga Desa Padas, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun sedang memisahkan kulit dengan daging buah aren di kediamannya. Foto.Nd.Nugroho

JATIMNET.COM,Madiun - Sebagian warga Dusun Seweru, Desa Padas, Kecamatan Dagangan, Kabupaten Madiun memanfaatkan momentum Ramadan untuk menambah pendapatan keluarga. Mereka tetap memproduksi kolang-kaling meski di tengah pandemi SARS CoV-2 atau Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).

“Setiap bulan puasa, banyak warga di sini (Dusun Seweru) yang memproduksi kolang-kaling karena permintannya tinggi,” kata Uminatun, salah seorang produsen kolang-kaling di Desa Padas, Minggu 10 Mei 2020.

Meningkatnya permintaan, karena kolang-kaling menjadi salah satu bahan untuk campuran minuman berbuka puasa. Daging dari buah aren ini biasa dipadukan dengan bahan lain untuk kolak, es oyen, es cincau maupun es campur.

Oleh karena itu, penjualan komoditas ini semakin luas. Bila pada hari-hari biasa hanya di wilayah Kecamatan Dagangan, maka saat bulan Ramadan bisa menembus kecamatan lain di kabupaten Madiun, Kota Madiun hingga Ponorogo.

BACA JUGA: Ramadan di Tengah Pandemi Covid-19, Penjualan Cincau Tetap Tinggi

Pangsa pasar yang semakin luas berbanding lurus dengan peningkatan harga. Di luar bulan puasa, harga bahan makanan berwarna putih-bening ini hanya Rp 9 ribu per kilogram. Namun sekarang melonjak seratus persen menjadi Rp 18 ribu per kilogram.

Kondisi itu juga dipengaruhi dengan keterbasan jumlah kolang-kaling. Sebab, komoditas ini hanya mampu dipanen setahun sekali dengan jumlah rata-rata tujuh kuintal untuk setiap pohon aren. Bahan sebanyak itu sebelum pemisahan kulit buah aren dengan dagingnya yang disebut kolang-kaling berlangsung.

Pemisahan kulit dengan daging dilakukan setelah buah aren direbus dengan waktu sekitar dua jam. Proses ini untuk menghilangkan getah dan mempermudah pengambilan kolang-kaling dari ‘cangkangnya’.

“Setelah terpisah, kolang-kaling masih harus direndam air selama dua sampai tiga hari agar kenyal,” kata Sukar, petani aren di Desa Padas.