Kamis, 18 March 2021 11:00 UTC
Kepala UPT Industri Kayu dan Produk Kayu Disperindag Provinsi Jatim, mengunjung mebel furnitur antik di Desa Curahjeru, Kecamatan Panji, Situbondo
JATIMNET.COM, Situbondo - Industri Kecil Menengah (IKM) produk kayu (mebel) di Jawa Timur masih kalah bersaing dengan Jawa Timur. Masih banyak perajin furnitur lemah pada desain dan finishing produk. Padahal setiap daerah Kabupaten/ Kota di Jawa Timur memiliki potensi kerajinan kayu sangat luar biasa.
“Kami memang kalah dengan Jepara Jateng. Setelah kami pelajari produk kerajinan kita lemah di desain dan finishing produk,” kata Kepala UPT Industri Kayu dan Produk Kayu Disperindag Provinsi Jawa Timur, Desak Nyoman Siksiawati, saat mengunjungi perajin mebel di Situbondo, Kamis, 18 Maret 2021.
Menurut Desak, saat ini pihaknya melakukan partnership (kemitraan) dengan salah satu perusahaan swasta untuk melakukan pendampingan terhadap perajin mebel di Jawa Timur termasuk di Situbondo. Potensi kerajinan kayu sangat luar biasa dan hampir ada di setiap Kabupaten.
Selain melakukan pendidikan dan pelatihan desain dan finishing produk, pihaknya akan mendorong perajin menjadi personal export, mengingat export kerajinan kayu di masa pandemi Covid-19 naik tiga kali lipat.
Baca Juga: Ekspor Furnitur Jatim Meningkat Kembali dan Tembus Mancanegara
Dijelaskan, saat ini ada sekitar 7 ribu perajin kayu di Jawa Timur. Selama masa pandemi ada sebagian perajin tutup tak lagi berproduksi. Oleh karena itu, Disperindag Jatim akan memvalidasi kembali jumlah perajin kayu yang masih beroperasi, karena tidak menutup kemungkinan jumlahnya akan berkurang atau bertambah.
“Di Situbondo sendiri juga sudah ada yang export ke Luar Negeri salah satunya perajin kayu “Dewa Akar Jati”. Nanti terus kita dampingi agar perajin menjadi personal export produk,” terangnya.
Baca Juga:
Pertumbuhan Ekonomi Jatim Terkontraksi Lebih Tinggi dari Nasional
Terpisah, Sekretaris Disperindag Situbondo, Yogie Krispian Sah, mengatakan,, saat ini jumlah perajin mebel di Situbondo berjumlah 450 orang. Namun perajin yang sudah memiliki alamat lengkap sekitar 50 orang.
Menurut Yogie, pihaknya bersinergy dengan UPT Industri Kayu untuk mengedukasi produk kayu di Situbondo. Pihaknya juga akan menyandingkan perajin dengan buyer di luar negeri yang sudah mengexport produk furniture ke sejumlah Negara, seperti Amerika, Vietnam dan Myanmar.
“Saat ini IKM produk kayu di Situbondo memang banyak yang gulung tikar. Kita bangkitkan mereka kembali agar mereka kembali berproduksi. Ini sebagai bentuk pemulihan ekonomi nasional di masa pandemi,” ujarnya