Rabu, 25 November 2020 03:40 UTC
GRAFIK PENGERJAAN: Progres Pengerjaan Jalan Pansela Jatim.
JATIMNET.COM, Surabaya - DPRD Jawa Timur masih optimis pengerjaan Jalur Lintas Salatan (JLS) atau Pantai Selatan (Pansela) bisa segera selesai sesuai dengan target. Kini proyek yang dikerjakan mulai sejak 2002 itu masih menyisakan 301,18 km.
Tidak mudah, terlebih saat ini tengah dalam kondisi pandemi Covid-19. Negara harus berhitung benar jika ingin menggunakan anggaran.
Namun, Dirjen PU Bina Marga Kementerian PUPR, Hedy Rahadian memastikan Pansela tetap dikerjakan. "Pansela, terutama dari arah Jogjakarta ke Timur mulai dikerjakan," ujar Hedy disela acara Forum Komunikasi (Sinergitas) yang digagas Komisi D DPRD Jatim, Selasa 24 November 2020.
Pembangunan Pansela menggunakan dua sumber pedanaan yang disiapkan. Pertama, pinjaman dari Islamic Development Bank. Kedua, Surat Berharga Syariah Negara (SBSN) atau Sukuk Negara.
BACA JUGA: JLS Proyek Tak Kunjung Selesai Kini Jadi Harapan di Tengah Pandemi Covid-19
Pemerintah pusat, kata dia, tengah memetakan daerah mana yang akan dikerjakan terlebih dahulu. Pihaknya memilih titik ruas jalan yang paling memungkinkan untuk dibiayai. "Namun kami tidak bisa bergerak sendiri. Perlu dukungan kerjasama untuk menuntaskan proyek tersebut," ungkapnya.
Pembangunan Pansela membutuhkan kerjasama baik pemerintah pusat, provinsi, maupun kabupaten/kota. Ia mencontohkan pembangunan ruas Trenggalek dan Tulungagung sepanjang 17,78 km yang ditargetkan selesai 2021. Ada rest area menghadap ke laut dalam rancangan desainnya.
"Kami kerjasama membuka rest area dengan Pemda. Kami siapkan lahan untuk rest areanya, kemudian dikembangkan oleh pemda untuk memasarkan produk-produk UMKM," kata dia.
Ketua Komisi D DPRD Jatim Kuswanto menyambut baik peran pemerintah pusat dalam ambil bagian menyelesaikan proyek Pansel. Mengingat masih ada 301,18 km dari total panjang 684,31 km jalan yang dibangun.
BACA JUGA: 17 Tahun Jalur Lingkar Selatan yang Tak Kunjung Tersambung
Saat ini, 86,48 km di lot 6,7,8, dan 9 sedang dikerjakan dan dananya berasal dari pinjaman Islamic Development Bank (IDB). "Jadi yang belum tersentuh 214,70 KM. Kemudian 47,19 KM belum dibebaskan," kata Kuswanto.
Masih dibutuhkan anggaran sekitar Rp 4,784 triliun untuk menyelesaikannya. Karenanya pihaknya mendorong agar proyek ini bisa segera selesai.
Sementara Gubernur Khofifah Indar Parawansa mengatakan, berdasarkan data yang ada, per November 2020 total 56,73 persen atau setara 383,10 km dari 675,31 km keseluruhan jalan telah terbangun.
Progres ini juga tercatat lebih cepat dari perkiraan, meskipun dalam kondisi pandemi Covid-19. "Ternyata di luar dugaan progres pekerjaan di Lot 6 dan Lot 7, justru pada saat pandemi Covid pelaksanaannya lebih cepat dari yang direncanakan," kata Khofifah.
Dengan progres pembangunan JLS yang sangat baik ini, mantan menteri sosial kabinet Indonesia Kerja itu optimis, akan mampu mengurangi disparitas antara Wilayah Utara dan Selatan Jawa Timur.
“Dengan fakta 40,01 persen wilayah di Jatim masuk sebagai kawasan Pansela, maka jika pengembangan wilayah selatan bisa maksimal tentunya akan dapat meningkatkan kualitas SDM dan saat yang sama dapat meningkatkan pemerataan kesejahteraan masyarakat di Jawa Timur secara keseluruhan," tandasnya.