Jumat, 29 November 2024 03:00 UTC
PELATIHAN. Para penyandang disabilitas di Probolinggo menjalani pelatihan pembuatan DED dan RAB yang digelar Pertuni dan Disnaker Kab. Probolinggo, Kamis-Sabtu, 28-30 November 2024. Foto: Zulafif
JATIMNET.COM, Probolinggo – Persatuan Tunanetra Indonesia (Pertuni) Kabupaten Probolinggo bersama Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Probolinggo mengadakan pelatihan infrastruktur inklusif, Kamis hingga Sabtu, 28-30 November 2024.
Pelatihan ini berfokus pada pembuatan Detail Engineering Design (DED) dan penyusunan Rencana Anggaran Biaya (RAB) bertempat di aula Kantor Disnaker Kabupaten Probolinggo.
Pelatihan diikuti 15 peserta terdiri dari anggota Gerakan Kesejahteraan Tunarungu Indonesia dan Persatuan Lintas Disabilitas Kabupaten Probolinggo.
Ketua Pelaksana Program GESIT-Pertuni Kabupaten Probolinggo Arizky Perdana Kusuma mengatakan tujuan pelatihan sebagai pembekalan penyandang disabilitas dengan keterampilan yang relevan di sektor infrastruktur.
BACA: Puluhan Penyandang Disabilitas Netra Probolinggo Raya Berlatih Komputer Bicara
"Kami ingin mengubah stigma bahwa pekerjaan di sektor ini hanya untuk individu tanpa disabilitas. Dengan keterampilan ini, teman-teman disabilitas bisa menjadi perancang yang andal atau bahkan konsultan," ujarnya.
Rizky menambahkan kontribusi penyandang disabilitas dalam bidang infrastruktur masih minim akibat kurangnya akses dan pelatihan.
"Kami berharap pelatihan ini menjadi langkah awal untuk membuka peluang karir baru bagi kelompok disabilitas di Kabupaten Probolinggo," katanya.
Kepala Disnaker Kabupaten Probolinggo Anang Budi Joelijanto menegaskan komitmen Pemerintah Kabupaten Probolinggo dalam mendukung inklusi sosial.
BACA: Gali Potensi, Penyandang Disabilitas di Probolinggo Jalani Pelatihan MC
"Melalui Unit Layanan Disabilitas Ketenagakerjaan (ULDK), kami terus mendorong penyandang disabilitas untuk terlibat dalam berbagai sektor termasuk infrastruktur," katanya.
Anang menekankan pentingnya kolaborasi dengan berbagai pihak agar hasil pelatihan ini dapat diterapkan secara nyata.
"Kami berharap perusahaan lokal mau membuka kesempatan kerja bagi penyandang disabilitas yang telah memiliki keterampilan ini. Ke depannya, mereka tidak hanya mencari kerja, tetapi juga mampu bersaing secara professional," katanya.
