Logo

Penumpang Angkutan Laut Lebaran 2019 Capai 1,8 Juta Orang

Reporter:

Kamis, 20 June 2019 06:39 UTC

Penumpang Angkutan Laut Lebaran 2019 Capai 1,8 Juta Orang

PELNI. Penumpang angkutan laut lebaran. Foto: DOK

JATIMNET.COM, Jakarta - Kementerian Perhubungan (Kemenhub) mencatat jumlah penumpang angkutan laut arus mudik dan balik selama lebaran 2019 mencapai 1.825.653 orang. Jumlah ini naik 9,5 persen dibanding pada lebaran 2018.

Hal ini disampaikan Direktur Lalu Lintas dan Angkatan laut Ditjen Perhubungan Laut Kemenhub Wisnu Handoko dalam Diskusi Media Forum Merdeka Barat (FMB) 9 bertajuk "Evaluasi Mudik 2019", di Ruang Rapat Utama, Gedung Bina Graha, Kantor Staf Presiden, Jakarta, Rabu 19 Juni 2019.

"Prediksi kami kenaikannya 4,8 persen. Tapi realisasinya sejak H-15 sampai H+12 lebaran tercatat naik 9,45 persen. Total yang terangkut dengan kapal di 52 titik yang kita pantau adalah 1.825.653. Sementara tahun lalu totalnya 1.668.096," ungkap Wisnu.

BACA JUGA: Satu Juta Lebih Kendaraan Keluar-Masuk Pulau Jawa

Menurut Wisnu, pada tahun ini juga terjadi sedikit perbedaan pola puncak arus mudik dan arus balik. "Pada tahun 2018 puncak arus mudik terjadi H-5, tetapi sekarang di H-6. Sementara untuk arus balik pada tahun 2018 puncaknya di H+2 dan pada tahun 2019 di H+3," katanya.

Pada arus mudik tercatat ada kenaikan 81,2 persen dan pada arus baliknya terjadi kenaikan 85,6 persen," ujarnya.

Disebutkan, dari 52 titik pelabuhan yang dipantau, pihaknya mencatat 20 pelabuhan yang paling banyak terjadi pergerakan. Pelabuhan Batam yang mengangkut penumpang tertinggi mencapai 240.545 orang.

BACA JUGA: Pelni Angkut 10 Ribu Pemudik dari Tanjung Priok

Selain Batam, 20 lainnya adalah Tanjung Balai Karimun, Tanjung Pinang, Tanjung Buton, Ternate, Tanjung Perak, Makassar, Tarakan, Balikpapan, Baubau, Tanjung Uban, Dumai, Ambon, Selat Panjang, Sorong, Manado, Tanjung Priok, Kendari, Tanjung Emas, dan Parepare.

"Dari pola ini kami cermati pergerakan paling besar di Pulau Sumatra, terutama perbatasan dengan Malaysia, karena banyak migran kita kerja di sana. Juga di Ternate, karena mayoritas banyak muslim dan pendatang dari Makassar, sehingga mereka pulang ke selatan," katanya.

Sedangkan yang signifikan juga di Sorong, banyak pekerja asal dari Jawa, Makassar. "Itu juga menimbulkan lonjakan cukup padat," jelas Wisnu.