Minggu, 20 June 2021 12:20 UTC
KERJASAMA. Dirut Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo (kanan) bersama Presdir Kangean Energy Indonesia (KEI) Ltd. Minoru Kuniyasu menunjukan dokumen kerjasama jual beli gas bumi, Kamis, 17 Juni 2021. Foto: Humas Petrokimia Gresik
JATIMNET.COM, Gresik – Petrokimia Gresik perusahaan solusi agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia meneken Memorandum of Understanding (MoU) jual beli gas bumi dengan Kangean Energy Indonesia (KEI), Kamis, 17 Juni 2021.
Penandatanganan dilakukan Dirut Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo dengan Presdir KEI Ltd., Minoru Kuniyasu, dalam event "Oil & Gas Investment Day" dan disaksikan Dirut Pupuk Indonesia Bakir Pasaman dan Menteri ESDM Arifin Tasrif.
Direktur Utama Petrokimia Gresik Dwi Satriyo Annurogo menjelaskan kesepakatan Petrokimia membeli gas bumi dari Lapangan Gas Wilayah Kerja Kangean diperkirakan onstream pada tahun 2027 mendatang dengan besaran ditentukan kemudian.
BACA JUGA: Rencana Bangun Pabrik Pupuk Kieserite, Petrokimia Gresik Gandeng Polowijo Gosari
Gas dari KEI ini nantinya akan digunakan memenuhi kebutuhan gas pabrik pupuk Amoniak-Urea (Amurea) exsisting atau pabrik lainnya dan merupakan bahan baku penting untuk memproduksi pupuk bersubsidi jenis Urea, NPK, dan ZA.
"Untuk itu dibutuhkan jaminan pasokan gas bumi yang berkelanjutan agar target produksi pupuk tidak terganggu, sehingga ketahanan pangan nasional dapat terjaga," ujar Dwi melalui siaran pers tertulis, Sabtu 19 Juni 2021.
Saat ini kebutuhan gas bumi Petrokimia Gresik mencapai 144 million standard cubic feet per day (MMSCFD) atau 144 juta standar kaki kubik per hari yang dipenuhi dari beberapa Kontraktor Kontrak Kerja Sama (KKKS) untuk memenuhi produksi pupuk bersubsidi maupun komersial di perusahaan.
Dwi menjelaskan kebutuhan gas bumi bagi Petrokimia Gresik semakin penting untuk mendukung program related diversified industry (industri diversifikasi yang saling terhubung) atau meneruskan hilirisasi produk.
BACA JUGA: Petrokimia Gresik Bangkitkan Ekspor Bunga Melati Tegal Dengan NPK Phonska Plus
Salah satunya adalah rencana pembangunan pabrik soda ash (abu soda) yang akan memanfaatkan gas CO2 hasil samping dari pabrik amoniak sebesar 174 ribu ton. Program ini bagian dari strategi perusahaan untuk meningkatkan nilai tambah atau profitabilitas.
"Kami sangat mengapresiasi dukungan pemerintah untuk pemenuhan gas bagi Petrokimia Gresik. Pemenuhan ini tidak hanya dirasakan oleh perusahaan semata, tapi juga pertanian di Indonesia," katanya.
Direktur Utama Pupuk Indonesia Bakir Pasaman menyebut gas bumi adalah komponen yang sangat penting bagi industri pupuk. Kepastian pasokan dan ketersediannya sangat menentukan keberlanjutan dan pengembangan perusahaan.
Bakir mengapresiasi dukungan pemerintah, khususnya Kementerian ESDM, dengan menerbitkan Surat Keputusan Menteri ESDM Nomor 89 Tahun 2020 tentang Pengguna dan Harga Gas Bumi Tertentu di Bidang Industri.
“Melalui surat keputusan tersebut, Pupuk Indonesia bisa mendapatkan harga gas yang kompetitif sehingga mampu meningkatkan efisiensi dan daya saing,” kata Bakir.