Logo

Pentingnya Kantongi Sertifikasi Uji Kompetensi SMK Kesehatan

Reporter:,Editor:

Selasa, 13 November 2018 09:19 UTC

Pentingnya Kantongi Sertifikasi Uji Kompetensi SMK Kesehatan

Kepala Sub Direktorat Kurikulum Direktorat Pembinaan SMK Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Marsudi Utomo (kanan) di sela kunjungan ke salah satu stan SMK Kesehatan. FOTO: Nani Mashita.

JATIMNET.COM, Surabaya – Sedikitnya 20.000 siswa lulusan SMK kesehatan se-Indonesia akan mengikuti uji sertifikasi kompetensi yang dilaksanakan Lembaga Sertifikasi Profesi Asisten Tenaga Kesehatan Indonesia.

Hasil dari uji kompetensi ini sangat bermanfaat lantaran memiliki standar kompetensi yang diakui secara internasional dan bisa digunakan untuk mencari kerja sesuai bidangnya.

“Sertifikasi kompetensi ini baru berlangsung tiga tahun dan sudah menghasilkan 50 ribu siswa SMK yang sudah tersertifikasi. Uji sertifikasi ini sudah diakui di 11 negara," kata Sekjen Persatuan SMK Kesehatan Indonesia (Persemki) Nano Priyanto di sela-sela HUT ke-3 di Maspion Square Surabaya, Selasa 13 November 2018.

Nano Priyanto menambahkan uji sertifikasi kompetensi ini selalu dilaksanakan setiap bulan Januari-Februari. Adapun peserta tahun ini diharapkan bisa menjaring 20 ribu siswa atau naik dibanding tahun lalu yang menjaring 16 ribu siswa.

Lulusan SMK Kesehatan mempunyai peluang tinggi di terima dunia kerja di luar negeri.  Bahkan sejak hadirnya Undang-Undang RI Nomor 36 tahun 2014 tentang Pendidikan Kesehatan SMK Keperawatan dapat dilakukan di pelayanan kesehatan dengan sebutan Asisten tenaga kesehatan, animo pelajar untuk mendaftar SMK tinggi.

"Tiap tahun ada 70.000 lulusan dan 90 persen terserap dunia kerja, dan baru 5 persen saja yang sudah diterima kerja di luar negeri," katanya sembari menegaskan data tersebut dari sekolah yang bergabung di Persemki.

Pria yang juga Kepala SMK Citra Medika Sragen ini mengatakan tenaga lulusan SMK Kesehatan masih dibutuhkan karena tekun dan juga lebih terjangkau upahnya dibandingkan lulusan pendidikan tinggi.

Banyak lulusannya terserap di rumah sakit, klinik, industri farmasi dan berbagai industri bidang kesehatan. Ada beberapa jurusan favorit seperti farmasi, asisten keperawatan, teknologi laboratorium medis, farmasi industri, asisten dental dan care giver.

"Kalau di luar negeri sudah banyak sekali lulusan SMK Kesehatan dikirim ke Jepang, Malaysia, Singapura bahkan Jerman,” ujarnya.

Mudahnya lulusan SMK diterima kerja di luar negeri tidak lepas dari pembekalan teaching factory di sekolah-sekolah. Terlebih bagi calon tenaga kerja yang diterima di luar negeri akan mendapat pembekalan Bahasa.

Soal pentingnya teaching factory juga dibenarkan Kepala Sub Direktorat Kurikulum Direktorat Pembinaan SMK Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Marsudi Utomo.

“Teaching factory itu penting untuk meningkatkan lulusan SMK, agar jangan sampai tenaga medis luar negeri menyerbu kita. Saya yakin kita bisa kalau kita mau berusaha," ujarnya.