Logo

Penjualan  Seret, Maruti Suzuki India Pangkas Tenaga Kerja Temporer

Reporter:

Minggu, 04 August 2019 02:32 UTC

Penjualan  Seret, Maruti Suzuki India Pangkas Tenaga Kerja Temporer

Foto: The Hindu.

JATIMNET.COM, Surabaya – Produsen mobil di India, Maruti Suzuki memangkas sejumlah tenaga kerja temporer untuk mengatasi menurunnya penjualan mobil. Hal ini menambah masalah pengangguran di negara terbesar ketiga di Asia itu.

Seperti dilansir dari Reuters melalui Suara.com, Minggu 4 Agustus 2019, industri kendaraan menyumbang hampir setengah sektor manufaktur India. Penurunan penjualan ini menjadi yang terburuk dalam satu dekade dengan penjualan kendaraan jatuh sangat cepat.

Maruti Suzuki menjelaskan telah memperkerjakan 18.845 pekerja sementara dalam enam bulan terakhir pada 30 Juni 2019, turun enam persen atau 1.181 dari periode yang sama tahun lalu. Perusahaan memberikan informasi pemutusan hubungan karyawan atau PHK telah dipercepat sejak April.

BACA JUGA: Mobil Pertama Vietnam, VinFast, Mulai Didistribusikan

Diketahui, tingkat pengangguran di India naik 7,51 persen pada Juli 2019 dari 5,66 persen pada tahun sebelumnya. Angka ini tidak termasuk pekerja harian dan pekerja setengah menganggur.

Maruti Suzuki yang sebagian besar dimiliki oleh Suzuki Motor Jepang mengatakan belum mengurangi tenaga kerja permanen dari jumlah 15.892. Mereka menolak untuk memberikan informasi pengurangan lebih lanjut.

Sementara untuk sektor penjualan, Maruti Suzuki yang memproduksi kendaraan penumpang kedua terbesar di India melaporkan penurunan penjualan sebesar 33,5 persen pada Juli menjadi 109.265 kendaraan dibandingkan Juli 2018.

BACA JUGA: Wuling Perkuat Investasi Sebesar Rp 9 Triliun

Ketua Maruti Suzuki India, RC Bhargava mengatakan tenaga kerja dikurangi mencerminkan perlambatan dalam bisnis. Hal ini menjadi salah satu alasan mengapa produsen mobil terkadang memiliki pekerja temporer.

“Salah satu konsekuensi dari perlambatan adalah pemain yang lebih lemah merasa sulit untuk bertahan hidup. Kapan konsolidasi terjadi dalam bisnis? Hanya ketika terjadi masa sulit,” ujarnya.

Sedangkan Asosiasi Produsen Komponen Otomotif India (ACMA) akan memangkas seperlima dari lima juta tenaga kerja jika penurunan berlanjut. Penurunan penjualan mobil dinilai berisiko untuk pekerja di industri.