Kamis, 26 July 2018 08:20 UTC
Pedagang ayam potong saat memilah ayam, stelah ditimbang di Pasar Wonokromo, Surabaya, Kamis, 26 Juli 2018.
JATIMNET.COM – Pedagang telur pasar Wonokromo mulai resah dengan tingginya harga jual daging ayam potong. Dalam sepekan terakhir ini harga daging ayam boiler rata-rata sudah tembus 39-40 ribu per kilogram, dari harga sebelumnya yang berkisar Rp 35 ribu per kg pada pekan lalu.
Salah satu pedagang ayam di Pasar Wonokromo, Munifah mengaku harga daging ayam kali ini yang tertinggi dalam sepuluh tahun terakhir. Bahkan pada saat Lebaran bulan lalu, harga daging ayamg per 1 kg rata-rata masih berkisar 37-38 ribu.
“Harga daging ayam saat ini yang tertinggi sejak saya berjualan di Pasar Wonokromo. Padahal minggu lalu masih di kisaran Rp 35 ribu-an per kilogramnya,” tegasnya saat dijumpai JATIMNET.COM di Pasar Wonokromo Kamis, 25 Juli 2018.
Hanya saja wanita asal Menganti Gresik ini tidak bisa menjelaskan detail nilai penurunan penjualan sebagai akibat dari naiknya harga daging ayam. “Yang pasti turun, dan saya tidak menghitung berapa penurunannya,” lanjut wanita yang sudah puluhan tahun berjualan di Pasar Wonokromo itu.
Hal serupa diungkapkan Tini (48 tahun). Ia mengakui kenaikan daging ayam potong kali ini mengikuti harga ayam di tingkat peternak. Seperti saat Lebaran lalu, ayam utuh (live bird) di kisaran Rp 23 ribu per ekor, kemudian dijual Rp 37 ribu per kg.
“Kalau sekarang, untuk harga ayam hidup sekitar Rp 26-27 ribu per ekornya. Jadi kalau dijual potongan dagingnya otomatis naik,” papar wanita berusia 48 tahun ini.
Dampak dari naiknya harga daging ayam ini menyebabkan pelanggan mengurangi pembeliannya. Pedagang langganannya adalah penjual sate ayam. Umumnya penjual sate ayam membeli rata-rata 20 kilogram, dan kini berkurang menjadi 18 kilogram saja.
Angka tersebut menunjukkan penurunan penjualan sekitar 10 persen. Namun Tini mengaku jika penjualannya menurun hingga 16 persen. “Penjualan sebelumnya mencapai 600 kilogram turun menjadi 500 kilogram dalam seharinya,” pungkas dia.