Rabu, 16 April 2025 08:00 UTC
Penjual es puter korban gendam sedang menunjukkan surat laporannya kepada polisi. Foto: Hasan
JATIMNET.COM, Mojokerto - Nasib malang dialami oleh seorang penjual es puter di Mojokerto bernama Slamet Widodo (49). Pria asal Desa Karangpakel, Kecamatan Trucuk, Kabupaten Klaten, Jawa Tengah ini mengaku digendam oleh seorang polisi.
Akibatnya, uang tabungannya sebanyak lebih dari Rp9 juta amblas. Uang itu, sebenarnya hendak digunakan untuk membayar kuliah anak korban.
Kejadiannya berlangsung pada Sabtu, 12 April 2025 sekitar pukul 11.30. Kala itu, berhenti untuk berhenti sembari makan mi ayam setelah berjualan keliling simpang empat Jalan Pranpanca.
Tiba-tiba seorang pria tak dikenal datang menghampiri. Sengiat dia, pria itu menggunakan sepada motor Honda Beat warna hitam.
BACA: Kakek 75 Tahun Diduga Kena Gendam, Uang Rp2 Juta Raib
Pelaku yang mengaku sebagai polisi dari Polres Mojokerto Kota mengajak Slamet ke kantor di Jalan Bhayangkara. Dagangannya akan diborong.
“Saya semangat, karena mau ditebas. Sempat pamitan sama teman-teman, terus jalan,” kata dia saat ditemui di depan SMPN 4 Kota Mojokerto, Rabu, 16 April 2025.
Slamet buru-buru mendorong gerobak es puternya mengikuti pelaku. Tetapi, baru berjalan sekitar 20 meter, tepatnya di depan Indomaret Jalan Brawijaya, ia dihentikan oleh pelaku.
Pelaku merangkulnya sembari meminta menyerahkan KTP beserta tas yang disimpan di dalam laci gerobak. Karena diancam akan ditembak, ia pun tak berani melawan.
“Macem-macem tak tembak kon (macam-macam aku tambak kamu),” kata Slamet menirukan perkataan pelaku saat itu.
BACA: Jambret Emak-Emak, Penjual Ayam Potong di Probolinggo Diringkus Polisi
Ia mengaku dompetnya berisi KTP, SIM A, SIM C dan uang tunai Rp 9 juta lebih. Uang tunai yang ada diambil pelaku dengan dalih sebagai jaminan untuk datang ke polres.
“Saya merasa digendam, pokok saya nurut. Takut, tapi pikiran saya buyar,” ujarnya.
Setelah dompet berisi uang dipegang, pelaku lantas meminta korban mengikuti pelaku melewati Jalan Kartini. Namun, saat melintas depan Gubug Wayang pelaku tancap gas dan janjian bertemu di warung bakso sekitar Pasar Tanjung Anyar.
Setibanya di simpang empat Kartini, korban kehilang jejak pelaku. Kendati begitu, ia tetap mengayuh gerobaknya menuju pasar. Ia sempat berhenti di Jalan Jaksa Agung Suprapto (Joko Sambang lawas). Di situlah ia baru menyadari menjadi korban penipuan.
“Saya langsung telepon teman yang pensiunan polisi. Kemudian disarankan lapor ke polres,” kata Slamet.
BACA: Kena Gendam, Motor Penjual Nasi Bungkus di Mojosari Raib Dicuri
Slamet sempat mendatangi tempat yang dijanjikan sebelum akhirya memutuskan melapor ke SPKT Polres Mojokerto Kota. Laporan itu ditindaklanjuti dengan olah tempat kejadian perkara.
Ia menyebut, ciri-ciri pelaku berperawakan tinggi dan berbadan besar. Sayangnya, ia tak begitu ingat wajah pelaku meski saat itu tak menggunakan penutup mulut.
“Ngakunya dari polres, saya mau dibawa ke polres ngakunya mau ditebas (diborong). Banyak orang saksinya, kan banyak orng waktu di lampu merah,” ungkapnya.
Uang Rp9 juta yang amblas itu hasil dari jeri payah Slamet jualan es puter sejak pertengahan Ramadan 2025.
Kejadian ini membuatnya nelangsa. Ditambah uang tersebut bakal digunakan membayar biaya kuliah 3 semester anak tunggalnya. Per semester Rp 2,5 juta.
“Total yang akan dibayarkan Rp 7,5 juta untuk tiga semester. Yang dua semester sudah dibayar dulu sama ponakan, jadi Rp 5 juta membayar utang ke ponakan,” terangnya.
Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Mojokerto Kota AKP Siko Sesaria Putra Suma membenarkan telah menerima laporan penipuan ini. Pihak juga sudah menerjunkan petugas untuk melakukan olah TKP.
“Sudah saat pertama kejadian langsung olah TKP. Saat ini dalam penyelidikan, insyaallah kita segera kita amankan pelakunya,” tegas Siko.