Logo

Penganiayaan Santri Gontor, Ini Respon NU dan Muhammadiyah

Reporter:

Senin, 12 September 2022 23:40 UTC

Penganiayaan Santri Gontor, Ini Respon NU dan Muhammadiyah

Ilustrasi penganiayaan

JATIMNET.COM,Surabaya – Ketua PBNU Bidang Keagamaan KH Ahmad Fahrurrozi angkat bicara terkait dugaan penganiayaan yang berujung kematian seorang santri Pondok Modern Darussalam Gontor 1 Ponorogo. Menurut dia, peristiwa itu merupakan merupakan.

“Ini musibah bagi pesantren. Saya menduga ini di luar pengetahuan pengasuh dan gak ada kesenjangan dari pimpinan,” kata dia dikutip dari suara.com, Selasa, 13 September 2022.

BACA JUGA : Kasus Penganiayaan Santri Gontor Belum Usai, Polisi Terus Dalami Keterlibatan Pondok

Gus Fahrur berharap semua pengurus pesantren seluruh Indonesia meningkatkan pengawasan tentang penerapan pendidikan di lembaganya. Ini agar kekerasan di pondok pesantren tidak terjadi lagi. “Kami menyayangkan kejadian tersebut, sejak awal pesantren mengajarkan kebaikan bukan kekerasan,” ujar dia.

Ia juga mengajak kepada semua pihak mewujudkan pesantren yang nyaman dan ramah terhadap pembelajaran santri.

“Kasus ini menjadi pelajaran kita semua pengelola pesantren agar waspada dan terus melakukan komunikasi terbuka dua arah dengan wali santri atar tidak terulang. Dan ini kasus ang sangat jarang terjadi di pesantren,” ungkap Gus Fahrur.

Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah Haedar Nashir mengatakan bahwa seyogyanya semua pihak lebih proporsional dan tidak mengeneralisasi secara berlebihan.

“Gontor telah berjasa bagi negeri ini dan para lulusannya berkontribusi di banyak ranah kebangsaan dan global. Jangan sampai nilai setitik rusak susu sebelanga,” katanya. Karenanya, Haedar berharap publik agar lebih adil dan bijak dalam menghadapi kasus Gontor tersebut.

BACA JUGA : Dua Orang Ditetapkan Tersangka Kasus Penganiayaan Santri di Pondok Gontor 

“Lebih baik serahkan kasusnya ke ranah hukum untuk diproses secara transparan dan objektif. Hukum adalah instrumen paling baik dan memilki tingkat kepastian yang dapat menjadi rujukan semua pihak menyelesaikan kasus seperti itu,” tutur Haedar.

Ia berharap dan percaya pihak Gontor sendiri bersikap terbuka dalam menghadapi kasus yang telah menyita keprihatinan publik tersebut,  dengan sepenuhnya menyerahkan perkara ke proses hukum.

“Sekaligus pihak Gontor berlapang hati bermuhasabah dan memberi jalan terbuka pada proses hukum, seraya konsolidasi agar hal tersebut tidak terulang kembali dalam bentuk apapun,” jelasnya.

Kata dia, pihaknya menaruh simpati dan duka kepada keluarga korban. “Semoga diberi kekuatan dan kesabaran, serta dilimpahi rahmat oleh Allah,” ujarnya.