Logo

Pengamat: Penurunan Suku Bunga Akhir dari Kebijakan Ketat Bank Sentral

Reporter:

Kamis, 18 July 2019 11:32 UTC

Pengamat: Penurunan Suku Bunga Akhir dari Kebijakan Ketat Bank Sentral

Ilustrasi: Gilas Audi.

JATIMNET.COM Jakarta – Ekonom Bahana Sekuritas Satria Sambijantoro mengatakan penurunan suku bunga acuan yang dilakukan oleh Bank Indonesia merupakan sinyal dari akhir kebijakan moneter ketat yang telah berlangsung sejak lama.

Dengan kondisi ini, menurutnya, penurunan kembali suku bunga acuan masih dapat dimungkinkan karena bank sentral masih memiliki ruang untuk pelonggaran kebijakan moneter di 2019.

“Ini bukan 'pemotongan yang berhati-hati', mungkin ada lebih banyak pelonggaran moneter di sisa tahun 2019,” kata Satria, Kamis 18 Juli 2019.

Satria mengatakan langkah dovish yang dilakukan Bank Indonesia dengan memotong suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 25 basis poin atau 0,25 persen telah sejalan dengan kebijakan serupa berbagai bank sentral global, termasuk The Fed.

BACA JUGA: Kegiatan Usaha Triwulan Kedua Mulai Membaik

Selain itu, langkah yang dapat menekan tingginya ketidakpastian global ini juga merupakan upaya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan mengantisipasi perlambatan kinerja investasi maupun ekspor yang terdampak oleh tingginya tensi perang dagang.

“BI juga telah memproyeksikan adanya neraca berjalan yang lebih positif seiring dengan surplus neraca perdagangan selama dua bulan berturut-turut, yang dapat menjadi sinyal penurunan kembali suku bunga acuan," kata Satria.

Satria memperkirakan penurunan suku bunga acuan, untuk pertama kalinya sejak September 2017, dapat terus dilakukan hingga total mencapai 100 basis poin, seiring dengan kebijakan Bank Indonesia yang mulai berubah dari "ketat" menjadi "netral".

BACA JUGA: Bank Mandiri Berupaya Jaga Rasio Likuiditas RIM 91-93 Persen

“Perubahan kebijakan ini sejalan dengan pemulihan posisi neraca eksternal Indonesia dan rendahnya imbal hasil global. Penurunan suku bunga ini tidak akan mengakibatkan keluarnya arus modal dan mengganggu penguatan rupiah,” jelasnya.

Sebelumnya, Bank Indonesia memutuskan untuk memangkas suku bunga acuan 7 Days Reverse Repo Rate sebesar 0,25 persen menjadi 5,75 persen untuk menstimulus perekonomian domestik.

Penurunan suku bunga acuan ini disebabkan meredanya tekanan eksternal yang akan membuat defisit neraca transaksi berjalan pada 2019, yang diperkirakan lebih rendah dibandingkan 2018. (ant)