Logo

Penelitian Mahasiswa UTM: Mikroplastik di Selat Madura Buktikan Masalah Sampah Belum Selesai

Reporter:,Editor:

Senin, 08 February 2021 01:00 UTC

Penelitian Mahasiswa UTM: Mikroplastik di Selat Madura Buktikan Masalah Sampah Belum Selesai

SAMPAH: Tumpukan sampah masih ditemukan disejumlah aliran sungai yang membuat Selat Madura tercemar. Foto: istimewa

JATIMNET.COM, Surabaya - Kelompok Studi Operasi Pengurangan Plastik (OPTIK) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) menemukan kandungan mikroplastik pada air dan sendimen di Selat Madura. 

OPTIK merilis hasil penelitian yang dilakukan sepanjang Januari 2021 di Pesisir Lamongan, Pesisir Gresik dan Pesisir Kamal, Madura bahwa ada 15-50 partikel Mikroplastik dan 8-101 partikel Mikroplastik pada 40 gram sedimen. 

Koordinator Komunitas OPTIK, Dwi Syadina Putri mengatakan, bahwa mikroplastik berasal dari dua sumber, pertama sumber sekunder yaitu dari sampah plastik. Kedua sumber primer dari butiran-butiran sintetis dalam bahan kosmetik dan perawatan tubuh (microbeads).

Di sumber sampah plastik ini seperti tas kresek, sedotan, popok, bungkus, sachet, styrofoam masih banyak ditemui di sungai dan pesisir laut. Semuanya terdegradasi oleh panah matahari atau gesekan fisik arus air hingga membentuk partikel yang sangat kecil.

Baca Juga: Pencemaran Sampah Plastik Masih Jadi Masalah, Pengendalian Harus Dipikul Bersama

"Mikroplastik masuk kedalam tubuh biota maupun manusia berbahaya. Karena ukurannya yang kecil akan menyumbat saluran pencernaan dan mengganggu system penyerapan nutrisi, yang mengakibatkan ikan ataupun manusia mengalami gangguan metabolisme,” kata Dwi, Senin 8 Februari 2021.

Ia mendesak memberi perhatian serius soal ini. Mengingat dampak mikroplastik bagi tubuh cukup berbahaya. "Kami khawatir terkait dampak lingkungan dan kesehatan mikroplastik apabila tidak mendapat perhatian serius. Karena akan mengancam sumber perikanan bagi warga Jawa Timur," tegasnya.

OPTIK, kata Dwi, memberi rekomendasi kepada Pemerintah Provinsi Jawa Timur untuk membuat peraturan daerah pelarangan/pengurangan plastik sekali pakai. Setidaknya ini sebagai upaya mengendalikan timbulnya sampah plastik di sungai dan pesisir.

Baca Juga: Polemik Dioksin di Telur Ayam, Pemprov Diminta Tekan Impor Sampah Plastik

Kemudian meningkatkan koordinasi antar pemerintah daerah yang dilewati sungai, perihal pencemaran dan sampah dilaut dan meningkatkan pengelolaan sampah.

Melakukan penelitian lebih lanjut terhadap distribusi mikroplastik yang ada di laut, sedimen maupun biota-biotanya. Mengingat seafood merupakan salah satu komoditas utama daerah pesisir utara Jawa Timur dan selat Madura.

Terakhir, pemerintah harus menjaga kualitas hasil laut dan perairan pesisir utara Jawa Timur dan selat Madura, dengan menetapkan zona tangkap aman dari mikroplastik

“laut bukanlah tempat sampah tetapi adalah habitat bagi banyak ikan dan biota laut,” tegas Dwi.