Senin, 10 May 2021 06:00 UTC

JENAZAH COVID. Rekaman CCTV RSUD dr Harjono, Ponorogo, saat keluarga mengambil jenazah pasien Covid-19, Rabu, 5 Mei 2021. Foto: Repro CCTV RSUD dr Harjono, Ponorogo
JATIMNET.COM, Ponorogo – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Ponorogo mengimbau kepada keluarga pasien positif Covid-19 untuk tidak menguburkan jenazah keluarganya sendiri, melainkan harus ditangani oleh ahlinya yakni Satgas Covid-19.
“Karena seseorang yang terinfeksi Covid-19, jenazahnya tersebut masih infeksius, sehingga penanganannya sejak awal pandemi sampai hari ini masih tetap SOP-nya,” kata Kepala Dinkes Ponorogo Rahayu Kusdarini, Senin, 10 Mei 2021.
Pejabat yang akrab disapa Irin ini menjelaskan jika mengambil dan menguburkan jenazah pasien yang terkonfirmasi Covid-19 tanpa melalui protokol kesehatan (prokes) yang ketat bisa saja terpapar melalui sentuhan maupun dropled dari pasien semasa hidup. Meskipun dalam pemulasaraannya anggota keluarga tersebut tetep menggunakan APD dan prokes.
BACA JUGA: Jenazah Covid-19 Dimakamkan Keluarga Sendiri Berisiko Meski dengan Prokes
“Namun dari beberapa kejadian khan pada waktu mengambil jenazah, anggota keluarga pasien tidak menggunakan APD lengkap,” kata Irin.
Irin menuturkan memang tidak semua anggota keluarga yang nekat memulasarakan jenazah Covid-19 pasti terpapar Covid-19. Hal ini karena ada banyak faktor, mulai dari kekebalan tubuh, tingkat keganasan virus dari pasien, jumlah virus yang masuk ketubuh seseorang, dan masih banyak faktor lainnya.
Karena faktor di atas, maka diperlukan kehati-hatian dalam memakamkan jenazah Covid-19. Dari sekian faktor tersebut, tidak dapat diketahui secara pasti bagaimana dapat menularkan ke orang lain. Sehingga untuk mengurangi atau memutus mata rantai penularan dari jenazah Covid-19 salah satunya adalah memakamkan dengan prokes dan harus dilakukan oleh ahlinya.
BACA JUGA: Begini Kronologi Jenazah Covid-19 Dari RSUD dr Harjono Yang Dipaksa Untuk Dibawa Pulang
“Jadi bukan berarti setiap yang melakukan pemulasaraan tanpa prokes kemudian pasti tertular, tidak. Namun kemungkinan itu mungkin ada,” tutur Irin.
Ia pun mengungkapkan jika sejumlah keluarga yang mengambil jenazah Covid-19 saat ini telah dilacak. Dari keluarga yang beralamat di Babadan pada kasus pengambilan jenazah pasien Covid di RSUD dr Harjono, ada delapan orang dilakukan tes cepat antigen. Hasilnya, satu orang diketahui positif dan selanjutnya delapan orang tersebut juga akan dilakukan tes PCR.
“Untuk RSU Aisyiyah di Siman hari ini akan kita tracing (lacak),” kata Irin.
