
Reporter
DiniSenin, 1 Maret 2021 - 13:20
Editor
Ishomuddin
PERKOSA NENEK. Tersangka Agung Febrianto (kaos oranye) yang nekat memerkosa dan membunuh seorang nenek saat konferensi pers di Polres Mojokerto, Senin, 1 Maret 2021. Foto: Karina Norhadini
JATIMNET.COM, Mojokerto – Penyebab meninggalnya wanita yang ditemukan tanpa busana di dalam sendang atau kolam mata air di Dusun Ngembul, Desa Pulung, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto, akhirnya terkuak.
Berdasarkan penyelidikan polisi yang berhasil menangkap pelaku, korban merupakan korban pembunuhan dan pemerkosaan.
Tersangka Agung Febrianto, 21 tahun, nekat melakukan pemerkosaan dan pembunuhan pada korban pada Minggu, 21 Februari 2021, sekitar pukul 17.00 WIB. Yang mengherankan, pelaku tersulut nafsunya pada korban yang merupakan nenek berusia 70 tahun. Selain itu, pelaku juga ingin mencuri uang yang dibawa korban. Sayangnya, polisi belum berhasil mengungkap identitas korban.
Kapolres Mojokerto AKBP Dony Alexander menjelaskan tersangka diamankan setelah dilakukan penyelidikan selama satu hari atau 24 jam pada 22 Februari 2021 oleh Satreskrim Polres Mojokerto dibantu Polsek Dlanggu.
Usai dilakukan identifikasi, korban dinyatakan meninggal dunia akibat gagal napas dan gagal jantung. Selain itu, ditemukan beberapa liter air di dalam paru-paru dan jantung korban.
BACA JUGA: Tidur Pulas, Suami Istri di Mojokerto Dibacok Orang Tak Dikenal
Penangkapan tersangka Agung bermula dari saksi mata yang melihat tersangka terlihat di lokasi tempat kejadian perkara. Tersangka diamankan di kampung yang masih satu wilayah dengan lokasi kejadian yakni di Dusun Ngembul, Desa Pulung, Kecamatan Dlanggu, Kabupaten Mojokerto.
"Kita amankan tersangka di kediamannya yang beralamat sama dengan lokasi TKP pembunuhan, pemerkosaan, dan pencurian," kata Dony, Senin, 1 Maret 2021.
Modus tersangka dilakukan dengan berpura-pura menawarkan air minum. Lalu mengajak korban untuk mandi di padusan Sumber Tutup.
Usai mandi, korban naik ke permukaan lalu pelaku merangkul korban dari belakang dan menunggingkannya sambil berusaha memaksa memasukkan kelamin tersangka ke kelamin korban.
Berdasarkan hasil autopsi ditemukan luka lecet pada lutut kanan dan bahu kiri korban. Kemudian bibir dalam alat kelamin korban tampak erosi.
"Ini terlihat bibir kemaluan korban tampak erosi. Atau lecet akibat paksaan dari kelamin laki-laki, usai dilakukan pemeriksaan identifikasi," katanya.
BACA JUGA: Balita Usia 4,5 Tahun Jadi Korban Kekerasan Seksual di Mojokerto
Menurut Dony, diduga korban sempat berontak sehingga pelaku mendorong dan berusaha menenggelamkan korban ke dalam kolam sampai tak bernyawa.
"Sudah dipastikan korban tak bernapas, akhirnya pelaku pergi. Tapi sebelum pergi, dia mengambil dompet (korban) yang berisikan uang Rp423 ribu," kata Doni.
Polisi masih melakukan penyidikan untuk mencari identitas korban dan keberadaan keluarganya.
Penyidikan kasus ini juga akan dikoordinasikan dengan Polda Jatim dan akademisi atau kriminolog. Yang menarik perhatian adalah usia pelaku terpaut jauh dengan korban dan korban tega melakukan tiga jenis kejahatan sekaligus tanpa rasa bersalah sedikit pun.
"Ini fenomena baru, dalam penyidikan kami akan menggandeng rekan akademisi untuk membongkar konsep ini kenapa bisa terjadi. Termasuk mengarah kemana, sehingga masyarakat bisa lebih berhati-hati lagi," ujar Dony.
Tersangka Agung dikenakan pasal berlapis, yakni pasal 338 KUHP, pasal 365 ayat 3 KUHP, dan pasal 285 KUHP dengan ancaman pidana penjara maskimal 15 tahun.
BACA JUGA: Eksekusi Kebiri Kimia Terpidana Pedofil, Jaksa Tunggu Instruksi Kemenkumham
Agung mengaku awalnya ia iba terhadap korban yang tak dikenalnya. Namun kemudian tiba-tiba timbul nafsu untuk menyetubuhi korban dan mencuri hartanya.
"Khan iba, terus saya belikan degan (kelapa muda). Dia mau. Cuma, saya lihat dia bawa barang banyak, jadi kepikiran mau ambil barangnya," ucapnya.
Korban menerima tawaran bantuan pelaku dan mengajaknya mandi di sumber air yang biasa disebut warga padusan. Dari sinilah semakin timbul niat jahat Agung untuk menyetubuhi wanita tua tersebut dan menghilangkan nyawanya. "Pas mandi kok saya lihat jadi gimana gitu, namanya juga manusia, jadinya khilaf," katanya tanpa rasa bersalah.