Kamis, 28 February 2019 10:58 UTC
Rapat dengar pembahasan Hi Tech Mall di ruang komisi A DPRD Surabaya, Kamis 28 Februari 2019. Foto: Khoirotul Lathifiyah
JATIMNET.COM, Surabaya - Komisi A DPRD Kota Surabaya mengusulkan Pemkot untuk mengelola langsung Hi-Tech Mall Surabaya melalui kontrak kerja sama dengan pedagang. Ketua Komisi A DPRD Surabaya Herlina menyayangkan jika pemkot tidak mengambil peran langsung dalam pengelolaannya.
"Dalam rapat dengar pendapat (hearing) ini saya baru mengetahui bahwa pemkot akan melakukan Build Operate Transfer (BOT) kembali dengan pihak swasta lain jika masa kontrak dengan PT Sasana Boga usai," kata Herlina usai rapat dengar pembahasan Hi Tech Mall di ruang komisi A DPRD Surabaya, Kamis 28 Februari 2019.
Herlina menganggap hal ini sama saja dengan mengulang cerita. Ketika kontrak kerja sama dengan PT Sasana Boga selesai pada 1 April 2019 mendatang, pemkot harus mengambil alih untuk mengelolanya sendiri.
BACA JUGA: Hi-Tech Mall Kembali akan Dikelola Swasta
Apalagi Pemkot berencana merevitalisasi dengan menambahkan gedung kesenian di dalamnya. Menurut Herlina, jika pemkot hanya mengandalkan pihak swasta untuk merawat gedung maka akan merugikan para pedagang.
Karena, hingga saat ini pun pemkot belum memberikan kepastian kepada pedagang ihwal pengosongan yang disebutkan dalam perjanjian kontrak antara Pemkot dan PT Sasana Boga.
Karena itu, Komisi A akan mengirimkan surat rekomendasi kepada Pemkot agar membuat surat perjanjian pengelolaan dengan pedagang yang sudah ada di Hi-Tech Mall.
"Surat ini yang akan menjembatani pemkot untuk menarik uang sewa gedung kepada pedagang," katanya.
BACA JUGA: Pengusaha Tolak Pengosongan Gedung Hi-Tech Mall
Pernyataan Komisi A itu disyukuri oleh Ketua Paguyuban UMKM dan IT Hi Tech Mall Surabaya Rudi Abdullah. Ia mengatakan pedagang memang ingin kerja sama langsung dengan pemkot jika kontrak antara PT Sasana Boga dan Pemkot Surabaya sudah habis.
"Kami membayar kepada siapa pun yang mengelola. Terlebih jika pemkot yang mengelola langsung. Kami juga menyambut baik rencana adanya nuansa kesenian di gedung Hi Tech Mall Surabaya," katanya.
Apalagi saat ini ada kurang lebih 400 pedagang yang beroperasi di Hi Tech Mall Surabaya, mulai penjual laptop, aksesoris, rental, dan lain sebagainya.
Sementara itu, Kabid Ekonomi Badan Pembangunan dan Perencanaan Kota Surabaya Ivan Wijaya mengatakan hingga saat ini pihaknya masih belum bisa memberikan penjelasan terkait pengosongan Hi Tech yang dimaksud.
BACA JUGA: Pemkot Janji Tetap Pertahankan Pengusaha Hi Tech Mall Surabaya
Namun, ia mengatakan memang ada rencana untuk merevitalisasi gedung melalui lelang dan BOT dengan pihak lain.
"Tahun ini tidak ada anggaran khusus untuk revitalisasi gedung Hi Tech Mall Surabaya," katanya.
Selama rapat dengar berlangsung, beberapa pedagang menyampaikam bahwa omset yang diterima setiap harinya sangat membantu perekonomiannya. Para pedagang mengaku omset mereka mulai Rp 15 juta perhari untuk jasa rental, Rp 20 juta untuk penjualan laptop, dan ada juga yang mencapai Rp 50 juta sebagai distributor.