Senin, 23 March 2020 05:00 UTC
Ilustrasi.
JATIMNET.COM, Surabaya - Pertumbuhan pasien positif Corona Virus atau Corona Virus Diesease 2019 (COVID-19) baru terus menunjukkan tren mengkhawatirkan. Sejak diumumkan pertama kali adanya pasien positif pada Selasa 17 Maret 2020 sebanyak enam orang, pertumbuhannya meningkat.
Rabu 18 Maret 2020 angka pasien positif bertambah dua orang. Kemudian Kamis 19 Maret 2020 satu pasien positif baru diumumkan, dan Jumat 20 Maret 2020 jumlah pasien positif baru melonjak enam orang.
Curva pasien positif baru melonjak pada Sabtu 21 Maret 2020, Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa merilis ada 11 orang. Angka itu bertambah lagi pada Minggu 22 Maret 2020, dilaporkan hari itu sebanyak 15 pasien positif baru.
BACA JUGA: Khofifah: Gedung Diklat Bisa Jadi Alternatif Isolasi Pasien Covid-19
Pertumbuhan yang terus meningkat ini, membuat Pemprov Jawa Timur mengambil langkah taktis. Salah satunya dengan mengajukan 200 ribu alat rapid test ke pemerintah pusat. “Kami mengajukan 200 ribu (alat rapid test). Kita sudah komunikasikan, kita sudah berkirim surat," ujar Khofifah Minggu 22 Maret 2020 malam.
Namun, Pemprov Jawa Timur hanya bisa menunggu. Belum tahu, akan dipenuhi seluruhnya apa tidak. Informasi dari satu juta alat yang akan didatangkan dari Tiongkok, ada ratusan ribu yang mendarat di Jakarta. Pihaknya berharap ada kuota untuk Jatim.
Komunikasi dengan pemerintah pusat kini tengah terus dilakukan. “Mudah-mudahan (segera dikirim), karena saya mendengar sudah sampai di Jakarta, mudah-mudahan kita bisa segera mendapatkan rapid test,” tuturnya.
BACA JUGA: Khofifah: Gedung Diklat Bisa Jadi Alternatif Isolasi Pasien Covid-19
Ketua Rumpun Kuratif Gugus Tugas Penanganan corona Jatim sekaligus Direktur RSU dr Soetomo Surabaya, Dr Joni Wahyuhadi mengatakan, rapid test akan diutamakan pada orang yang memiliki resiko tinggi, seperti orang yang berinteraksi dengan pasien positif virus corona.
“Nantinya yang utama untuk ODP (orang dalam pemantauan), selanjutnya orang tersebut ini adalah orang yang pernah berhubungan dengan orang yang positif," kata Joni.
Rapid test ini memiliki screening awal bagi para pasien ODP. Meski hasilnya positif maupun negatif tetap ditindaklanjuti. Apabila positif akan menjalani pemeriksaan melalui Polymerase Chain Reaction (PCR).
PCR adalah pemeriksaan dengan teknologi amplifikasi asam nukleat virus untuk mengetahui ada atau tidaknya virus dan untuk mengetahui genotipe virus.
"Nanti kalau kita sudah bisa melakukan rapid test, kalau positif akan dianjurkan PCR. Kalau negatif akan diulang dua kali, untuk mengkonfirmasi, karena dia sudah pasti ada kontak dengan orang positif," tandasnya.
