Kamis, 22 October 2020 23:00 UTC
PENANGANAN BANJIR: Panitia Khusus (Pansus) Banjir DPRD DKI Jakarta belajar tentang cara menangani banjir di Kota Surabaya yang dipaparkan Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini saat di Gedung Balai Kota Surabaya, Kamis 22 Oktober 2020. Foto: Humas Pemkot
JATIMNET.COM, Surabaya - Panitia Khusus (Pansus) Banjir DPRD DKI Jakarta belajar tentang cara menangani banjir di Kota Surabaya bersama Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini. Pertemuan itu digelar di ruang sidang Wali Kota Surabaya Gedung Balai Kota Surabaya, Kamis 22 Oktober 2020.
Wanita akrab disapa Risma tersebut menjelaskan, Kota Surabaya berada 5 meter di atas permukaan laut, sehingga kalau ada air pasang, Surabaya kerap kali banjir di beberapa tempat.
Bahkan, sekitar 50 persen wilayah Surabaya itu banjir. Akhirnya dengan keterbatasan anggaran, bersama jajarannya terus melakukan berbagai upaya pencegahan, sehingga saat ini sudah semakin teratasi.
Mendapat penjelasan tersebut, Ketua Pansus Banjir DPRD DKI Jakarta, Zita Anjani menyampaikan, kalau sebelum ke Surabaya, pihaknya sudah sempat ke Semarang untuk mengetahui penanganan banjir di sana.
BACA JUGA: Antisipasi Musim Hujan, Saluran Pakis Dikeruk
"Kemarin kita sudah ke Semarang. Kita sudah punya ilmu banyak. Penanggulangan banjir dalam 10 tahun dari 80 persen titik genangan kini tinggal 13 persen. Tadi ke tempat Bu Risma lebih luar biasa lagi, 50 persen titik banjir kini tinggal 2,3 persen. Tadi kami belajar banyak dari Kota Surabaya," kata Zita, Kamis 22 Oktober 2020.
Selain mendapatkan pengetahuan penanganan banjir, Zita bersama rombongannya juga mengaku kaget melihat kondisi Kota Surabaya yang hijau penuh dengan tanaman. Sebab, mulai dari Bandara hingga ke tengah kota terlihat asri dan tampak hijau.
"Jadi, saya bisa bilang Kota Surabaya bukan hanya berhasil menangani banjir. Kita juga bilang bisa dengan kota green city, kota yang hijau sustainable," ujarnya.
Zita juga menjelaskan, setidaknya ada lima masukan dari Tri Rismaharini yang dapat dijadikan rekomendasi untuk mengatasi persoalan banjir di DKI Jakarta.
BACA JUGA: Antisipasi Musim Hujan, DPUBMP dan DKRTH Berhasil Kumpulkan Sampah 15 Dump Truk
Pertama, kalau bikin jalan, jangan jalannya saja yang dibaguskan, tapi salurannya dulu yang diutamakan. “Kalau jalan di DKI, kalau kita buka, bawahnya hancur. Harus salurannya dulu dibetulin, terus jalannya," ia menjelaskan.
Kedua, air itu anugerah Tuhan, sehingga air itu harus dialirkan dan ditampung dengan baik. Jadi jumlah air yang masuk harus diketahui dan bisa menampung serta harus bisa mengalirkan dengan baik.
Ketiga, banjir itu merupakan kiriman Tuhan, sehingga harus punya master plan yang bagus dan bisa melakukan kerja nyata, yang harus bisa dirasakan oleh warga DKI Jakarta.
BACA JUGA: Kerja Bakti di Pegirian dan Kampung Seng Angkut Sampah 22 Dump Truk
"Kemudian yang keempat yakni kekompakan, kolaborasi antar dinas di Kota Surabaya itu bagus. Kalau ada banjir bukan hanya tugas Dinas Pekerjaan umum, tapi Dinas Pemadam Kebakaran juga ikut. Jadi koordinasi cukup baik," ia melanjutkan.
Sedangkan yang kelima, Zita mencatat pesan yang disampaikan oleh Wali Kota Surabaya adalah air yang masuk ke aliran sungai harus dipecah supaya tidak berhenti.
"Jadi itu lima pesan dari Bu Risma. Kami dari Pansus Banjir dapat ilmu banyak. Jadi nanti rekomendasinya banyak dari Kota Surabaya dan kota-kota lainnya. Banyak tadi yang kami dapat," ia memungkasi.
