Logo

Panen Raya Bawang Merah Hantui Harga

Reporter:,Editor:

Rabu, 04 September 2019 15:17 UTC

Panen Raya Bawang Merah Hantui Harga

TERKOREKSI. Panen raya bawang merah di sejumlah daerah menyebabkan ketersediaan melimpah dan berpengaruh pada harga. Foto: Karina Norhadini.

JATIMNET.COM, Mojokerto – Belasan buruh tani wanita terlihat mengenakan kaus lengan panjang dengan caping penutup kepala. Mereka mencabut bawang merah dari satu sawah ke sawah lainnya. Sesekali terdengar keluhan saat memanen bawang merah.

Mereka sambat (mengeluh) panen bawang merah melimpah, namun harganya anjlok. “Bikin sedih, makin susah,” ucap salah satu buruh tani wanita bawang merah di Dusun Made, Desa Pacet, Kecamatan Pacet, Kabupaten Mojokerto saat dijumpai Jatimnet.com, Rabu 4 September 2019.

Adapun buruh tani pria dengan sigap mengumpulkan dan mengangkat timbunan bawang merah yang sudah ditumpuk menuju mobil pengangkut.

Suryanto (52) salah satu pemilik lahan bawang merah membenarkan panen raya tahun ini tidak dibarengi dengan harga yang stabil, meskipun tidak ada impor bawang merah.

BACA JUGA: 55 Ton Bawang Merah Lancor Probolinggo Diekspor ke Thailand

“Murah dengan sendirinya. Soalnya sekarang masa panen raya, hasilnya melimpah,” terang warga Dusun Made, Desa Pacet, Kecamatan Pacet.

Anjloknya harga bawang merah, lanjut Suryanto, disebabkan panen raya dari Timur hingga Barat. Yakni mulai dari Bima (Nusa Tenggara Barat), Brebes (Jawa Tengah), Nganjuk sampai Pacet, Kabupaten Mojokerto.

Menurutnya harga bawang merah dari petani di kisaran Rp 6.000-Rp 6.500 per kilogram. Sebetulnya harga tersebut masih lebih baik dibanding dua minggu lalu, yang sempat menyentuh Rp 4.000-Rp 4.500 per kilogram.

HARGA JATUH. Suryanto menunjukkan hasil panen bawanga merah yang sekarang harganya jatuh, Rabu 4 September 2019. Foto: Karina Norhadini.

“Harusnya, harga bisa Rp 8.000-Rp 9.000 per kilogram, seperti Januari sampai Juli kemarin. Kalau harga itu kami sudah untung. Sekarang, bisa balik modal saja sudah Alhamdulilah,” katanya sambil menunjukkan kualitas bawang merah yang dihasilkan memiliki rasa manis dan pedas.

Selain itu, cuaca yang berawan di Pacet membuat petani hanya bisa memanen bawang di musim kemarau. Akibatnya panen hanya sekali dalam setahun.

Suryanto tidak menampik tahun ini panen lebih banyak dibanding dua tahun terakhir. Tahun ini lahan seluas dua hektare menghasilkan tujuh ton. Sedangkan tahun 2017 hanya tiga ton dengan kerugian Rp 13 juta. Adapun tahun lalu panen bawang merah mencapai empat ton dengan harga per kilogram, Rp 8.000.

BACA JUGA: Harga Bawang Merah Probolinggo Anjlok

“Kami butuh sentuhan dari pemerintah agar bisa menaikkan harga bawang merah. Sukur-sukur hasil panen kami bisa menjadi komoditi ekspor,” Suryanto memungkasi.

Hal senada juga disampaikan salah satu pedagang bawang merah di Pasar Tanjung Kota Mojokerto, Friske (25). Dia membenarkan sejak minggu lalu harga jual bawang merah turun mencapai Rp 10.000 per kilogram.

“Sebelumnya masih di kisaran Rp 24.000 per kilogram. Sekarang murah karena masuk panen raya, harganya turun bertahap,” terangnya pada Jatimnet.com.