Senin, 07 December 2020 06:00 UTC
ILUSTRASI: Sejumlah Wisatawan Berada di Tangga Menuju Kaldera Gunung Bromo, Foto : Zulkiflie/Dokumen.
JATIMNET.COM, Surabaya - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa mengajak pengelola wisata dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) untuk memaksimalkan potensi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di daerahnya.
Mantan menteri sosial itu juga mengajak mensinergikannya dengan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Bila semuanya berjalan dengan baik dalam satu paket wisata, ia optimis, akan memiliki nilai tambah dan daya tarik.
“Produk-produk unggulan UMKM ini akan memperkaya daya tarik yang ditawarkan desa wisata. Karena saat ini, orang tidak hanya berwisata untuk menikmati keindahan alam saja tapi juga wisata kuliner serta berbelanja oleh-oleh,” kata Khofifah, Senin 7 Desember 2020.
Ia melihat potensi desa wisata di Jawa Timur sudah sangat besar. Data yang disampaikannya, ada 479 desa wisata yang tersebar di 38 kabupaten/ kota. Yakni 23 desa wisata kategori mandiri, 14 desa wisata kategori berkembang, dan 442 desa wisata dalam kategori rintisan atau baru potensi.
BACA JUGA: Beradaptasi di Masa Pandemi (2): Mini Trip, Aman Berwisata Bersama Keluarga di Masa Pandemi
Dari jumlah 479 desa wisata tersebut tiap desa memiliki keunikan sendiri. Misalnya desa wisata alam, kebanyakan menggali potensi yang ada seperti di gunung, pantai, danau atau ranu, sungai, goa, dan lain-lain.
Kemudian desa wisata budaya yang menyajikan tradisi, sejarah, keyakinan, kerajinan, makanan tradisional, upacara adat atau agama, san sebagainya. Serta desa wisata buatan yaitu, amusement park, taman bunga, spot selfie, sentra, kebun buah, dan lainnya.
Tinggal sekarang mendorong produk unggulan di masing-masing desa wisata. Pihaknya menyebut tengah berupaya memasarkan tidak hanya di pasar dalam negeri tapi juga ekspor ke mancanegara.
Selain itu, lanjut dia, Pemprov Jatim juga akan memperkuat sinergi dan kolaborasi program-program antar berbagai Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di lingkungan Pemprov untuk ikut mengembangkan potensi desa wisata dan UMKM di dalamnya.
BACA JUGA: Wisata Setigi Gresik Jadi Pilihan Kades se-Gianyar Bali Lakukan Study Komparatif
Seperti pengembangan sektor pariwisata, ada Disbudpar Jatim. Kemudian di bidang pemberdayaan masyarakat desa ada Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (DPMD) Jatim, di bidang pengembangan produk-produk unggulan desa wisata, seperti kualitas produk dan packaging oleh Dinas Koperasi dan UKM serta Disperindag.
Pandemi Covid-19 mengubah trend wisata yang dahulunya cenderung ke quantity tourism kini menjadi quality tourism. Konsep ini sendiri erat kaitanya dengan desa wisata. Hal ini dikarenakan masyarakat cenderung memilih wisata alam yang memungkinkan untuk melakukan physical distancing.
"Maka dari itu, di era pandemi ini, destinasi wisata didorong untuk bisa menerapkan standar protokol kesehatan yang telah ditetapkan oleh Kemenparekraf," tandasnya.