Logo
Ubah Laku Geliat Industri Wisata Bertahan

Beradaptasi di Masa Pandemi (2): Mini Trip, Aman Berwisata Bersama Keluarga di Masa Pandemi

Reporter:

Minggu, 29 November 2020 01:00 UTC

Beradaptasi di Masa Pandemi (2): Mini Trip, Aman Berwisata Bersama Keluarga di Masa Pandemi

WISATA: Candi Prambanan, salah satu destinasi wisata di Jawa Tengah. Pada masa pandemi, sektor pariwisata menjadi salah satu yang terpukul. Foto: Faizin Adi/ Jatimnet.com / Dokumentasi sebelum pandemi

JATIMNET.COM, Jember – Pandemi telah mengubah banyak perilaku masyarakat. Sektor usaha pun harus menyesuaikan diri dengan protokol kesehatan, agar tetap bisa bertahan. Bisnis agen travel dan perencanaan wisata adalah salah satu sektor yang sangat terdampak dan harus menyesuaikan diri.

Berbagai upaya penyesuaian dilakukan oleh pelaku usaha travel wisata dengan mengadopsi adaptasi kenormalan baru. Selain menawarkan paket virtual trip, penyesuaian lain yang dilakukan adalah dengan penyediaan layanan mini trip.

Berbeda dengan tour di masa sebelum pandemi, pada layanan mini trip peserta dibatasi menjadi 5 orang. “Ini menyesuaikan dengan pedoman Satgas Covid.

Karena itu, jika biasanya kita pakai bus besar, kali ini kita harus beralih menggunakan mini bus,” ujar Achmad Fauzi, salah satu pelaku usaha biro travel yang ada di Jember.

BACA JUGA: Geliat Industri Wisata Bertahan dan Beradaptasi di Masa Pandemi (1)

Di dalam kendaraan, jarak tempat duduk harus benar-benar dijaga sesuai protokol. Selain itu juga aturan penggunaan masker ataupun face shield serta penyediaan hand sanitizer yang harus terpenuhi.

“Kebanyakan konsumennya adalah keluarga dibandingkan instansi. Karena mereka merasa lebih aman kalau keluarga sendiri. Rute yang ditempuh juga kebanyakan jarak dekat. Paling jauh ke Jawa Tengah. Kalau di Jawa Timur, yang paling banyak adalah ke Banyuwangi,” papar Fauzi.

Awal Desember mendatang, bisnis travel yang dikelola Fauzi berencana mengadakan mini trip di Arum Sabil City Forest Farm, salah satu destinasi wisata alam yang ada di pinggir kota Jember.

“Sekarang masyarakat lebih cari yang dekat-dekat saja dan bernuansa alam. Di sana kita juga akan adakan Yoga untuk menjaga kebugaran dan kesehatan fisik serta pikiran  kita. Di masa pandemi, hal-hal yang terkait upaya menjaga imun tubuh agar tetap kuat itu sangat relevan,” papar Fauzi.

BACA JUGA: Pemkab Jember Akan Gunakan Stadion Sepak Bola Untuk Karantina Pasien Covid

Dengan tiga pola strategi baru – virtual tour, jasa event organizer webinar dan mini trip – , para pelaku usaha berharap bisa mampu bertahan di tengah krisis akibat dampak pandemi ini.

Sempat mengalami omset nyaris menyentuh nol rupiah di awal masa pandemi, saat ini banyak pelaku usaha yang mulai perlahan bangkit. Permintaan mulai datang meski dalam jumlah terbatas, beberapa pekan setelah pemerintah menggulirkan adaptasi kenormalan baru (New Normal) pada Juni lalu.

Meski demikian, pertumbuhan itu juga dirasa masih sangat minim. Masa liburan sekolah atau libur panjang yang biasa menjadi “masa panen” bagi pelaku usaha wisata, kini tidak terasa lagi.

“Sejak Agustus sampai September, mulai tumbuh 10 sampai 20 persen. Holiday Season dan Festiv Season, kita tidak mendapat pemasukan maksimal seperti tahun-tahun sebelumnya,” jelas Fauzi yang juga pengurus Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Jember ini.

BACA JUGA: Dua Karyawan Unej Meninggal Terkait Covid-19

Para pengusaha biro travel terus berupaya berinovasi menyediakan layanan yang sesuai dengan protokol kesehatan. “Mungkin tahun depan mulai tumbuh lagi,” ucap Fauzi.

Meski demikian, mereka menyadari, upaya untuk mengembalikan omset seperti sebelum pandemi masih sangat sulit dilakukan. “Bukan berarti pesimistis, tetapi penyesuaian-penyesuaian yang kita lakukan itu belum tentu membuat semua orang nyaman. Vaksin juga kan belum pasti kapan akan tersedia,” ujar Fauzi.

Karenanya, sembari menanti adanya vaksin, pelaksanaan protokol kesehatan secara ketat menjadi kunci. Agar pandemi bisa lebih terkendali. (Bersambung)