Logo

Pakai Sistem Khumasi, Ponpes Mahfilud Duror Gelar Salat Idulfitri Hari Ini

Reporter:,Editor:

Rabu, 12 May 2021 01:00 UTC

Pakai Sistem Khumasi, Ponpes Mahfilud Duror Gelar Salat Idulfitri Hari Ini

SALAT ID: Santri dan masyarakat di sekitar Pondok Pesantren Mahfilud Duror yang ada di Desa Suger Kidul, Kecamatan Jelbuk, Jember, Jawa Timur sudah mulai menggelar salat id, Rabu 12 Mei 2021. Foto: Faizin Adi

Pakai Sistem Khumasi, Ponpes Mahfilud Duror Gelar Salat Idul Fitri Hari Ini

 

Reporter: Faizin Adi

Rabu, 12 Mei 2021

 

JATIMNET.COM, Jember – Pemerintah telah menetapkan Hari Raya Idulfitri pada Kamis 13 Mei 2021, besok. Hal ini karena hilal tidak terlihat dalam pemantauan pada Selasa 10 Mei 2021 sehingga bulan Ramadan dibulatkan menjadi 30 hari.

Meski demikian, di beberapa daerah sudah ada masyarakat muslim yang hari Rabu 12 Mei 2021, pagi ini sudah menggelar Salat Idulfitri. Salah satunya adalah santri dan masyarakat di sekitar Pondok Pesantren Mahfilud Duror yang ada di Desa Suger Kidul, Kecamatan Jelbuk, Jember, Jawa Timur.

Mereka menggelar salat Idulfitri di tiga tempat yang berdekatan pada Rabu 12 Mei 2021. “Ya alhamdulillah kita pagi ini sudah menggelar Salat Idulfitri, meski selama dua tahun terakhir ini tidak ada tradisi mudik karena covid,” ujar KH Ali Wafa, pemimpin Ponpes Mahfilud Duror saat ditemui Jatimnet.com usai memimpin salat Idulfitri.

Seperti tahun-tahun sebelumnya, santri dan masyarakat pengikut Ponpes Mahfilud Duror kerap mendahului  awal puasa dan Idulfitri. Tahun ini pula, mereka juga melakukan puasa Ramadan sehari lebih awal dibanding masyarakat pada umumnya.

Baca Juga: Kurangi Penumpukan Jemaah di Masjid, Musala Diimbau Gelar Salat Idulfitri

Pelaksanaan salat Idulfitri dilakukan di tiga masjid. Yakni dua masjid yang ada di lingkungan pesantren untuk jamaah putri dan putra (terpisah), serta Masjid Al-Barkah yang ada di pinggir jalan raya.

Meski mendahului, KH Ali Wafa menegaskan bahwa penetapan awal puasa dan Hari Raya Idulfitri yang ia lakukan memiliki dasar hukum yang jelas. Selama bertahun-tahun, pesantren ini mengacu pada sistem Khumasi yang tertera dalam kitab Nazhatul Majalis, kitab klasik berbahasa Arab setebal 246 halaman, karya Syaikh Abdurrohman as-Sufuri as-Syafii.

“Insyaallah diterapkan sejak tahun 1911 oleh kakek saya selaku pendiri pesantren, yakni KH KH Sholeh. Beliau berguru kepada KH Hamid Misbat dari Banyuanyar, Madura,” tutur pria kelahiran 1964 ini.

Secara sederhana, sistem Khumasi menetapkan awal puasa dan hari raya adalah lima hari mundur dari hari pada tahun sebelumnya. Karena ditetapkan berdasarkan perhitungan, penetapan awal puasa dan hari raya di lingkungan pesantren ini bisa dilakukan sejak jauh-jauh hari.

Baca Juga: Bacaan Surat Quran dan Khutbah Salat Idulfitri Diimbau Dipersingkat

“Biasanya, saya berijtihad setiap 8 tahun sekali. Tidak selalu berbeda dengan kebanyakan masyarakat. Biasanya dalam  5 tahun sekali, ada 1 hingga 3 kali lebaran yang sama,” papar KH Ali Wafa.

Sistem yang ditetapkan oleh Ponpes Mahfilud Duror ini diikuti oleh sebagian warga Desa Suger hingga di desa sekitar yang masuk wilayah Bondowoso. KH Ali Wafa memperkirakan, jamaah yang mengikuti penetapan Idulfitri mencapai sekitar 1.000 orang.

Meski kerap berbeda, masyarakat sudah terbiasa dan tidak menganggapnya sebagai hal yang aneh. “Kita tidak sengaja membuatnya berbeda. Tetapi masyarakat malah senang, mereka malah minta untuk selalu berbeda, agar kesempatan reseki lebih besar. Ya saya katakan tidak bisa,” ujar KH Ali Wafa menirukan ucapan masyarakat dengan setengah bercanda.

Pantauan Jatimnet.com, usai pelaksanaan salat Id, masyarakat desa melanjutkan dengan kegiatan bersilaturahmi. Mereka terutama mengawalinya dengan sowan –berkunjung- ke kediaman KH Ali Wafa. “Kalau santri sebagian sudah pulang sejak beberapa hari yang lalu,” pungkas alumnus ponpes Bata-Bata, Madura ini.