Selasa, 25 June 2019 01:15 UTC
HEPATITIS A. Kepala Dinas Kesehatan Jawa Timur Kohar mengambil langkah preventif terkait status KLB Hepatitis A di Kabupaten Pacitan. Foto: Baehaqi
JATIMNET.COM, Surabaya - Dinas Kesehatan (Dinkes) Jawa Timur mengambil langkah preventif terkait status Kejadian Luar Biasa (KLB) penderita Hepatitis A di Pacitan.
Kepala Dinkes Jawa Timur Kohar Hari Santoso mengatakan, data per Sabtu 22 Juni 2019, jumlah pasien dengan gejala Hepatitis A mencapai 429 orang. Pasien terbanyak ditemukan di Kecamatan Sudimoro, mencapai 259 orang.
Sisanya, menyebar di beberapa kecamatan seperti Ngadirojo 75 orang, Sukorejo 53 orang, Wonokarto 14 orang, Tulakan 19 orang, dan Bubakan 9 orang.
BACA JUGA: Pemprov Jatim Gandeng UGM Cari Penyebab Amblesnya Jalan Ponorogo-Pacitan
"Itu per hari Sabtu, ketika tim kami ke sana. Kami terus memantau, jadi angka ini bergerak terus. Kalau soal peningkatan, mungkin sudah lebih dari dua kali lipat (dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya,red)," ujar Kohar, Senin 24 Juni 2019.
Melihat jumlah itu, menurut Kohar, sudah memenuhi kriteria kejadian luar biasa (KLB). Dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 949/Menkes/SK/VII/2004 disebutkan, kriteria KLB terpenuhi jika jumlah penderita baru dalam sebulan menunjukkan peningkatan dua kali lipat, dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
Dinkes Jawa Timur pun segera mengambil langkah preventif dengan memberikan pendampingan kepada Pemerintah Kabupaten Pacitan dalam hal penanganan KLB.
BACA JUGA: Turis Jepang Diduga Tewas Tenggelam di Pantai Watukurung Pacitan
"Saya dengar, tadi pagi pak bupati sudah menetapkan (KLB). Kami sudah berikan advokasi kepada pak bupati, kami juga mendampingi petugas di sana supaya penanganannya tidak memperluas penderita," bebernya.
Perlu diketahui, hepatitis adalah penyakit yang menyerang lever atau hati. Gejala dari penyakit ini biasanya pasien mengalami gejala mual, nafsu makan turun, lemas, dan ada bagian tubuh yang berwarna kuning, terutama putih mata.
Sedangkan Hepatitis A adalah gangguan lever yang disebabkan Virus Hepatitis A (VHA) yang menular secara fecal-oral, yakni melalui sesuatu yang masuk ke saluran pencernaan, bisa minuman atau makanan, kemudian menular melalui tinja.
BACA JUGA: Dinkes Jatim Fokus Atasi Stunting di 12 Daerah
"Kami mencari sumber air yang tercemar. Kami juga mencari mungkin ada penjual makanan dengan kecenderungan terkontaminasi sesuatu. Tidak keseluruhan, tapi kami juga menemukan ada faktor sanitasi yang kurang baik," kata Kohar.
Tim Dinkes Jatim menemukan ada beberapa rumah di Kecamatan Sudimoro, Pacitan, yang lokasi sumurnya sangat dekat dengan septic tank.