Rabu, 26 December 2018 01:12 UTC
Dampak tsunami Selat Sunda. Foto: BNPB
JATIMNET.COM, Inggris - Raja Inggris dan suaminya, Pangeran Philip mengucapkan rasa belasungkawa mendalam kepada Presiden Indonesia Joko Widodo serta masyarakat Indonesia. Bencana tsunami menerjang selat Sunda pada Sabtu lalu, 22 Desember 2018.
"Pangeran Philip dan saya sangat sedih mendengar bencana tsunami yang menyebabkan banyak korban meninggal dunia di Indonesia," kata Ratu Elizabeth seperti dikutip dari express.co.uk.
"Kami ucapkan belasungkawa mendalam untuk semua yang telah kehilangan orang-orang tercinta, dan para korban yang rumah dan tempat tinggalnya terdampak bencana,".
BACA JUGA: Radius 1 Kilometer Pesisir Selat Sunda Steril Aktivitas Manusia
'Saya juga menaruh hormat atas keberanian dan dedikasi petugas kegawat daruratan dan relawan yang memberikan pertolongannya." kata Ratu Elizabeth.
Lebih dari 1,400 orang terluka dan 128 masih hilang di pulau Jawa dan Sumatera. Gelombang tsunami dipicu oleh Gunung Anak Karakatau yang longsor pada Sabtu lalu yang kemudian menimbulkan gelombang tinggi yang menghempaskan pesisir pantai di sekitarnya.
Tim Penyelemat menggunakan alat berat dan dengan tangan kosong mencari di antara puing-puing reruntuhan, mengangkat jenazah di wilayah yang paling parah terdampak di pulau Jawa, dimana ratusan tentara dan relawan mencari korban di pesisir pantai yang membentang sepanjang 100 kilometer.
BACA JUGA: BMKG Pastikan Tsunami Selat Sunda Karena Anak Krakatau
Prersiden Joko Widodo mengunjungi wilayah terdampak pada Senin lalu, 24 Desember 2018 dan memuji tindakan cepat pemerintah setempat dalam merespon bencana tsunami. "Saya mengapresiasi kecepatan dan keakurasian penanganan di lapangan," kata Jokowi.
Tsunami yang terjadi pada Sabtu lalu itu terjadi hampir tanpa peringatan dini sebelumnya dan menghancurkan lebih dari 800 bangunan, mulai warung dan runmah hingga vila dan hotel.
Rentang waktu antara kejadian longsor pada Gunung Anak Krakatau dan terjangan tsunami di pesisir Selat Sunda hanya sekitar 24 menit.
Nurjana (20), berlari ke bukit setelah terjangan tsunami. Warungnya yang berada di tepi pantai ikut terhempas. "Saya langsung membuka pintu dan menyelamatkan diri. Saya melompati dinding," kata Nurjana.
"Semuanya musnah," katanya.