Senin, 24 December 2018 13:51 UTC
Penyeberangan di Ujung-Kamal saat ini terpantu naik 3 persen dibanding hari-hari normal. Foto: Dok.
JATIMNET.COM, Surabaya – Libur Natal 2018 dan Tahun Baru 2019 memberi berkah bagi pengelola penyeberangan Ujung-Kamal. Berdasar data dari PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Surabaya, lonjakan volume penumpang rata-rata naik antara 2-3 persen.
Volume penumpang roda dua sejauh ini terpantau 1.500 penumpang per hari dan 140 kendaraan roda empat, atau naik rata-rata sekitar 2-3 persen jika dibanding hari-hari biasa yang tercatat 1.200 kendaraan roda dua dan 100 roda empat.
“Kami memprediksi kenaikan volume penumpang kapal feri akan berlangsung hingga 5 Januari 2019. Berdasarkan pantauan kami saat ini kenaikannya antara dua hingga tiga persen,” kata General Manager PT ASDP Indonesia Ferry Cabang Surabaya Rudy saat dikonfirmasi, Senin 24 Desember 2018.
Menurut Rudy, pengguna kapal feri memang sudah tersegmentasi yaitu warga yang berdomisili dan bekerja di sekitar kawasan Kamal dan Ujung. Alhasil, meski ada Jembatan Suramadu yang sudah digratiskan, mereka tetap memilih memanfaatkan pelabuhan Penyeberangan Ujung-Kamal.
BACA JUGA: Pembebasan Tarif Suramadu Untuk Dongkrak Perekonomian Madura
“Mereka lebih suka naik kapal feri karena beberapa pertimbangan biasanya faktor biaya, risiko, dan waktu tempuh,” jelasnya.
Soal tarif, Rudy menegaskan tidak ada kenaikan selama masa liburan Nataru. Yaitu penumpang dikenakan tarif sebesar Rp 5.000, sedangkan pengendara roda dua Rp 7.000 dan Rp 46.000 untuk pengendara roda empat. Sementara tarif penyeberangan kendaraan penumpang paling mahal Rp 59.000, kendaraan barang mulai Rp 56.000 hingga Rp 81.000.
Sejauh ini ASDP Indonesia Ferry Surabaya telah menurunkan harga tiket hingga 50 persen dari sebelumnya. Sayangnya pemasukan dari tiket penyeberangan ini masih tidak bisa diandalkan. “Penumpang tetap sepi padahal harga tiket sudah akomodatif dan tidak mungkin diturunkan lagi,” ujarnya.
BACA JUGA: Penyeberangan Ujung-Kamal Bisa Jadi Back Up Suramadu
Diakuinya hingga saat ini jumlah penumpang di Penyeberangan Ujung-Kamal terus turun sejak Jembatan Suramadu dioperasionalkan. Sebelum ada Jembatan Suramadu, ada 18 kapal yang beroperasi dan dua diantaranya dioperasionalkan PT ASDP.
Namun pada tahun 2010, turun drastis menjadi Sembilan kapal, tahun 2011 menjadi tujuh kapal dan tahun 2013 hanya enam kapal yang beroperasi.
“Dan sejak 2016 hanya tiga Kapal Motor (KM) yang beroperasi, yakni KM Tongkol, KM Joko Tole dan KM Gajah Mada. Dua kapal milik oleh PT ASDP sedangkan KM Joko Tole milik milik PT Dharma Lautan Utama,” ujarnya.
Sementara untuk mengembalikan penyeberangan seperti sedia kala sudah tidak memungkinkan. Kecuali bila terjadi hambatan berarti di Jembatan Suramadu.
