Logo

MILF Kecam Ledakan di Cotabato Filipina

Reporter:

Selasa, 01 January 2019 05:57 UTC

MILF Kecam Ledakan di Cotabato Filipina

Ilustrator: Cheppy Changgih

JATIMNET.COM, Filipina - Front Pembebasan Islam Moro (MILF) mengutuk keras ledakan mematikan di luar pusat perbelanjaan di Kota Cotabato di pulau Mindanao Filipina, Senin 1 januari 2019.

Dikutip dari aa.com.tr, ledakan yang terjadi sekitar pukul 01:49 dinihari waktu setempat di sepanjang jalan di luar kompleks South Seas Mall itu, menewaskan dua orang dan lebih dari 30 terluka, termasuk anak-anak.

"MILF mengutuk keras ledakan di pusat perbelanjaan di sepanjang Jalan Don Rufino Alonzo di Kota Cotabato. Itu tindakan pengecut dengan menempatkan alat peledak improvisasi (IED) dengan tujuan membunuh atau membahayakan warga sipil. Itu tindakan dari pengecut, tidak manusiawi dan kejam, ” kata kelompok itu dalam sebuah pernyataan.

BACA JUGA: Ribuan Liter Susu Tumpah Bekukan Jalan di Jerman

“Kami menyerukan semua warga yang cinta damai di kota Cotabato untuk bersatu dalam mengamankan komunitas kami dan memastikan bahwa perdamaian pada akhirnya akan memerintah di tanah air kami. Ini bukan waktunya untuk terpecah. Inilah saatnya untuk bersatu. ”

MILF mengatakan mereka turut berduka cita terhadap keluarga korban tewas dan terluka.

Pihak berwenang menemukan IED kedua yang berisi paku dan bantalan bola logam di lantai 2 mal dan memreteli senjatanya seperti dilaporkan situs berita Filipina, Rappler.

Provinsi Mindanao Selatan, yang berbatasan dengan Malaysia dan Indonesia, telah lama mengalami teror oleh serangan teroris.

BACA JUGA: Lebih Dari 110 Jurnalis Tewas Terbunuh Sepanjang 2018

Setidaknya 10 orang terbunuh pada Juli 2018 ketika para militan menyerang sebuah pos pemeriksaan militer dengan sebuah bom mobil.

Front Pembebasan Islam Moro, kelompok pemberontak Moro terbesar di Filipina, telah memalsukan Hukum Bangsamoro dengan perwakilan pemerintah sebagai salah satu persyaratan dari perjanjian perdamaian yang ditandatangani pada tahun 2014 dengan Presiden Benigno Aquino III saat itu.