Selasa, 18 December 2018 08:09 UTC
Ilustrator: Cheppy Changgih
JATIMNET.COM, Jenewa - Lebih dari 110 jurnalis di dunia terbunuh sepanjang 2018. Data tersebut disajikan dalam sebuah laporan organisasi Press Emblem Campaign (PEC) yang dipublikasikan Senin 17 Desember 2018.
“PEC melaporkan sejak awal tahun, 113 jurnalis telah terbunuh di 30 negara, 14 persen lebih banyak dari tahun sebelumnya," kata sebuah pesan seperti dikutip Sivpost.com.
Berdasarkan laporan PEC, negara paling berbahaya buat pekerja media tahun ini adalah Afghanistan, dimana sedikitnya 17 jurnalis mati. Menyusul kemudian Meksiko (17), Siria (11), India (8), yaman (8), USA (6), Pakistan (5), Brazil (4), Philipina (4), seperti dilaporkan Izvestia.
BACA JUGA: Ribuan Liter Susu Tumpah Bekukan Jalan di Jerman
Berdasarkan PEC, yang paling bertanggungjawab terhadap pembunuhan jurnalis di Afghanistan adalah kelompok teroris, sedangkan di Meksiko adalah organisasi kriminal. Di Siria dan Yaman, penyebab kematian jurnalis paling sering adalah karena menjadi korban permusuhan. Laporan tersebut menekankan bahwa PEC sangat mengutuk penyerangan terhadap jurnalis.
PEC didirikan di Jenewa pada 2004 silam. Lembaga ini memiliki status konsultan di PBB. Secara periodik, PEC melaporkan jumlah jurnalis yang menjadi korban, dengan tujuan mengerahkan opini publik sebagai langkah drastis untuk memastikan keselamatan pekerja media di daerah konflik.
