
Reporter
A. BaehaqiKamis, 27 Desember 2018 - 15:27
Editor
David Priyasidharta
Puti Guntur Soekarno. Foto: Baehaqi Almutoif
JATIMNET.COM, Surabaya - Puti Guntur Soekarno membantah isu bahwa dirinya bakal maju dalam pemilihan Wali Kota (Pilwali) Surabaya 2020.
“Saya sudah nyatakan di dalam beberapa kesempatan bahwa tugas saya seperti yang disebutkan ketua umum (PDI Perjuangan Megawati Soekarno Putri, Red) adalah di nasional, artinya di DPR RI,” ujar Puti di Surabaya, Kamis 27 Desember 2018.
Pernyataan Megawati inilah yang selalu dicamkan Cawagub pasangan Saifullah Yusuf ketika menanggapi isu dirinya maju Pilwali Surabaya.
“Saya yakin dan rasa ini juga statemen ibu ketua umum, saya ditugaskan di DPR RI. Jadi tidak ada kalau dalam kamusnya ibu ketua umum kerja cuman setengah-setengah,” jelasnya.
BACA JUGA: Menantu Soekarwo Dicalonkan Pilwali Surabaya
Bagi Puti, fokus dirinya sekarang adalah di Pemilihan Legislatif 2019. Tugasnya untuk bisa kembali masuk ke parlemen seperti periode 2014-2019.
Meski waktu itu dirinya maju dari Dapil Jawa Barat X dan sekarang berpindah di Dapil Jawa Timur I, tidak membuatnya surut untuk memenangi pileg di Surabaya-Sidoarjo.
“Sudah pasti saya untuk nasional. Kalau ditanya soal pilwali, silahkan tanya ke ibu ketua umum,” bebernya.
Ihwal cawali, Puti menganggap Ketua DPC PDI Perjuangan Whisnu Sakti Buana masih menjadi kader terbaik partai berlambang kepala banteng. Pengalaman sebagai wakil wali kota dan dedikasi di partai, Puti mengatakan Whisnu layak maju sebagai calon wali kota.
BACA JUGA: Pemilihan Walikota Surabaya 2020, Begini Kata Emil Dardak
“Kita punya kader ketua DPC Pak Wisnu dan menurut saya sudah punya pengalaman sebagai wakil wali kota. Dan jika ditanya bagaimana untuk partai, saya rasa, salah satu kader terbaik ya Pak Whisnu,” ungkap Puti.
Nama Puti disebut-sebut menjadi salah satu kandidat yang maju dalam Pilwali Surabaya. Namanya menguat bersama Figur lainnya seperti Fandi Utomo, Adies Kadir, Whisnu Sakti Buana, Azrul Ananda, Bayu Airlangga dan Abid Umar Faruq (Gus Abid).
Pengamat politik dari Universitas Trunojoyo Madura (UTM), Surokim Abdussalam menilai tren milenial dalam peta politik nasional, diprediksi menular juga ke Pilwali Surabaya. Figur milenial, katan dia, punya kans bersaing dengan kader organik partai yang umumnya politisi senior.
"Saya kira kalau diantara mereka berpasangan juga menjual, contohnya Azrul, Bayu, Abid yang sama-sama muda dan enerjik," kata Surokim.