Rabu, 09 January 2019 02:20 UTC
Ahli Gizi, Arif Kresna. Foto: Khoirotul Lathifiyah
JATIMNET.COM, Surabaya - Beberapa bulan lalu beredar informasi mengenai kandungan gizi susu kecoa yang lebih tinggi dibanding susu sapi.
Informasi tersebut merupakan hasil penelitian yang dilakukan oleh Institute for Stem Cell Biology and Regenerative Medicine di India.
Ahli Gizi, Arif Kresna mengungkapkan harus ada uji coba dan penelitian lebih lanjut jika akan dikonsumsi manusia.
Berdasarkan penelitian tersebut, kata Arif, kandungan susu yang dihasilkan kecoa pasifik memang memiliki kandungan gizi dan protein yang lebih tinggi dibanding susu sapi.
Namun perlu diketahui, kecoa yang dimaksud dalam hal ini merupakan kecoa pasific yang berjenis kecoa vivipar atau melahirkan.
"Jadi jangan dibayangkan kecoa yang dimaksud adalah kecoa yang sering kita temui di kamar mandi maupun di wilayah kumuh. Sangat berbeda sekali," kata Arif diwawancarai di Klinik Ahli Gizi, Senin 7 Januari 2019.
BACA JUGA: Ribuan Liter Susu Tumpah Bekukan Jalan di Jerman
Arif mengatakan kecoa memiliki dua spesies, yakni kecoa berproduksi secara bertelur yang ada di Indonesia dan kecoa berproduksi secara melahirkan yang ada di wilayah-wilayah tertentu seperti India.
Kecoa Pasifik dapat menghasilkan kandungan susu yang bergizi dan protein yang tinggi karena saat proses melahirkan anaknya, jenis kecoa ini mengeluarkan susu yang berbentuk kristal dengan warna putih kekuningan.
"Nah, kristal susu ini yang memiliki kandungan yang tinggi. Karena susu ini fungsinya untuk makanan anak kecoa selama belum bisa mencari sumber makanan sendiri," tambahnya.
Menurut Arif, masih akan membutuhkan penelitian lebih lanjut dan proses yang panjang jika susu kecoa ini akan dikonsumsi manusia.
BACA JUGA: BPOM Keluarkan Perka Pastikan SKM adalah Susu
Karena selama ini, temuan kandungan susu kecoa ini baru diujicobakan ke hewan. Selain itu, karena ukuran kecoa yang sangat kecil, akan susah dan membutuhkan waktu lama untuk memproduksi susu kecoa walaupun hanya satu gelas saja.
"Yang saya ketahui, kecoa pasifik ini tidak bisa bertahan lama setelah melahirkan. Jadi berbeda dengan hewan lain," kata Arif.
Di Indonesia, jenis kecoa pasifik masih berpotensi untuk dikembangbiakkan, karena suhu maupun pola hidup hewan bisa direkayasa. Namun, tetap akan sulit untuk memproduksi susu kecoa dengan jumlah yang banyak.