Logo

New Normal Diberlakukan, Ini Pesan Risma ke Kepala SD dan SMP

Reporter:,Editor:

Sabtu, 13 June 2020 14:40 UTC

<em>New</em> <em>Normal</em> Diberlakukan, Ini Pesan Risma ke Kepala SD dan SMP

VIDCON. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini melakukan video conference dengan para Kepala SD dan SMP di Surabaya, Sabtu, 13 Juni 2020. Foto: Pemkot Surabaya

JATIMNET.COM, Surabaya – Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini selama empat hari terakhir melakukan sosialisasi melalui video teleconference (vidcon) pasca menerbitkan Peraturan Walikota (Perwali) Nomor 28 Tahun 2020 tentang Pedoman Tatanan Normal Baru pada Kondisi Pandemi Covid-19 di Kota Surabaya.

Vidcon yang dimulai pada hari Rabu, 10 Juni 2020, diikuti pengelola rumah ibadah baik masjid, wihara, gereja, dan kelenteng. Kemudian kepada Asosiasi Pengelola Pusat Belanja Indonesia (APPBI) Jawa Timur dan Asosiasi Pengusaha Kafe dan Restoran Indonesia (Apkrindo).

Kamis, 11 Juni 2020, sosialisasi diikuti asosiasi pengelola pasar, pengelola jasa pasar, dan pelaku industri. Kemudian, Jumat 12 Juni 2020, sosialisasi kepada pengusaha ritel, hotel, dan pelaku konstruksi.

BACA JUGA: Surabaya Gagas Mal dan Sekolah Tangguh Pandemi Covid-19

Sabtu, 13 Juni 2020, sosialisasi ditujukan kepada Kepala Sekolah yang tergabung dalam Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) SD-SMP negeri dan swasta di Surabaya.

“Sekali lagi, pertemuan ini bukan akan membuka sekolah. Lebih pada penyiapan protokol kesehatan,” kata wanita yang akrab disapa Risma itu saat membuka vidcon di halaman Balai Kota Surabaya.

Ia menjelaskan saat ini pihaknya belum mengetahui kapan sekolah akan dibuka. Namun yang paling utama ialah merumuskan protokol kesehatan pada tiap sekolah dengan dasar Perwali.

Menurutnya, setiap sekolah memiliki karakteristik siswa dan lingkungan berbeda. Oleh sebab itu, ia meminta kepada tiap sekolah untuk mengembangkan sesuai dengan kondisi masing-masing sekolah.

“Karena Bapak Ibu yang paling mengerti kondisi sekolahnya. Jadi mohon untuk dikembangkan dan lebih dirinci. Standarnya adalah Perwali, jangan di bawah itu,” ia memaparkan.

BACA JUGA: Belajar Mengajar SD Hingga SMP di Surabaya Menggunakan Animasi

Selain itu, para guru juga diminta dapat bekerjasama dengan wali murid untuk saling mendukung. Ia pun meminta para guru memikirkan bagaimana caranya agar pelajar dapat menerapkan jaga jarak (physical distancing) selama berada di sekolah.

“Satu kelas ada 30-40 anak. Bagaimana itu bisa jaga jarak. Karena itu butuh masukan dari panjenengan (anda),” ia mengungkapkan.

Risma juga ingin agar jam istirahat siswa di sekolah sebaiknya untuk sementara ditiadakan. Mengingat pada saat itu para siswa biasanya akan bergerombol dengan teman-temannya.

Sehingga bukan hanya siswa saja yang diatur pergerakannya tetapi peralatannya juga. Ia menilai upaya ini memang tidak mudah. Tetapi harus dilakukan agar dapat mengondisikan anak-anak dan menjaga kualitas kesehatannya.

“Saya setiap malam nyicil masukkan sabun dan sanitizer ke botol untuk persiapan sekolah. Ini supaya tidak kecolongan. Saya minta Bapak Ibu buat secara detail," ia mengungkapkan.

Bahkan, saat ada siswa yang mengalami sakit batuk atau flu, Risma meminta agar anak tersebut dipulangkan ke rumahnya meski bukan sakit Covid-19. Menurutnya, jika anak yang sakit tersebut dibiarkan dan tetap masuk, maka akan berpotensi  dapat menular ke temannya.

“Begitu ada yang sakit, tidak apa-apa pulang saja. Jangan juga dijadikan satu dengan teman-temannya. Misalkan dia ada di pojok sebelah pintu kelas, saat keluar tidak melewati temannya,” ia menuturkan.

BACA JUGA: Permudah PPDB, Dispendik Surabaya Sediakan Aplikasi Berbasis Android

Ia juga meminta para guru membuat protokol yang detail dalam menggunakan fasilitas yang ada di sekolah. Misalnya, seperti ruang band beserta alat-alatnya juga harus dipikirkan bagaimana menggunakannya.

“Apalagi itu terbuat dari logam. Sekali lagi saya mohon Bapak Ibu bantu kami,” ia menandaskan.

Namun, yang paling penting adalah memastikan kondisi kesehatan para murid. Termasuk peralatan sekolah seperti meja, kursi, dan papan tulis agar disterilkan dengan penyemprotan disinfektan.

“Karena ini juga untuk kebaikan anak-anak kita sebagai generasi penerus bangsa. Nanti akan ada pertemuan lanjutan dengan saya," ia memungkasi.