Senin, 16 November 2020 23:00 UTC
PETI KEMAS. Aktivitas bongkar muat peti kemas di Pelabuhan Tanjung Perak, Surabaya. Foto: pelindo.co.id
JATIMNET.COM, Surabaya – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat neraca perdagangan pada Oktober 2020 surplus sebesar US$147,43 juta. Rinciannya, ekspor Jatim sebesar US$1,59 miliar dan impor US$1,44 miliar.
Namun, neraca perdagangan yang surplus itu tidak menolong kondisi kumulatif dari Januari-Oktober 2020. Neraca perdagangan Jatim masih defisit US$341,57 juta.
"Ekspor Jatim tercatat sebesar US$15,83 miliar dan impor Jatim tercatat US$16,17 miliar," ujar Kepala BPS Jatim Dadang Hardiwan dalam konferensi pers virtual, Senin, 16 November 2020.
Secara umum, kondisi impor Jatim di Oktober 2020 menurun 17,51 persen, dari US$1,75 miliar pada bulan sebelumnya menjadi US$1,44 miliar.
BACA JUGA: Perdagangan Luar Negeri Jatim Surplus USD 0,20 Miliar
Dadang merinci penurunan impor ini terjadi baik sektor migas dan nonmigas. Untuk migas pada Oktober 2020 turun 22,45 persen dari US$318,15 juta menjadi US$246,72 juta. Sementara nilai impor nonmigas Jawa Timur pada Oktober 2020 turun 16,41 persen dibandingkan bulan sebelumnya, yakni dari US$1,43 miliar menjadi US$1,20 miliar.
Golongan mesin-mesin dan pesawat mekanik (HS 84) menjadi komoditi impor yang turun cukup tajam sebesar 63,54 persen dari US$175,56 juta menjadi US$112,02 juta. Kemudian ampas sisa industri makanan (HS 23) turun 61,65 persen dari US$99,64 juta menjadi US$39,99 juta.
"Tiongkok tercatat sebagai negara utama asal barang yang masuk Jawa Timur pada Oktober 2020 dengan peranan 30,18 persen," kata dia.
Disusul berikutnya Hongkong dan Amerika Serikat yang masing-masing memberikan kontribusi pada pasar impor nonmigas Jatim 7,66 persen dan 6,83 persen
"Nilai impor nonmigas dari Tiongkok pada Oktober 2020 sebesar US$360,96 juta. Kemudian diikuti impor nonmigas dari Hongkong US$91,61 juta, dan impor nonmigas dari Amerika Serikat US$81,66 juta," katanya.
Kondisi berbeda terjadi pada ekspor Jatim di Oktober 2020 yang justru naik 0,38 persen dibanding bulan sebelumnya, dari US$1,58 miliar menjadi US$1,59 miliar.
BACA JUGA: Kinerja Ekspor Jatim Masih Positif di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global
Dadang mengatakan peningkatan nilai ekspor disumbang kinerja ekspor sektor nonmigas yang lebih besar dibanding penurunan kinerja ekspor sektor migas. Bila dibandingkan bulan sebelumnya, ekspor nonmigas mengalami peningkatan 0,72 persen dari US$1,52 miliar menjadi US$1,53 miliar.
Golongan lemak hewan dan minyak nabati (HS 15) menyumbang peningkatan tertinggi 26,32 persen dari US$91,75 juta menjadi US$118,07 juta. Diikuti golongan perhiasan permata (HS 71) yang naik 15,73 persen dari US$95,21 juta menjadi US$110,94 juta.
Jika dilihat menurut negara tujuan, Jepang adalah negara tujuan utama ekspor nonmigas Jawa Timur pada Oktober 2020 dan disusul Tiongkok dan Amerika Serikat.
Sepanjang Oktober 2020, ekspor nonmigas Jawa Timur ke Jepang mencapai US$256,64 juta. Sedangkan ekspor ke Tiongkok dan Amerika Serikat berturut-turut US$244,24 juta dan US$234,37 juta.