Senin, 02 September 2019 15:36 UTC
BERKONTRIBUSI INFLASI. Emas produksi Aneka Tambang terpengaruh kenaikan harga di pasar internasional yang memicu inflasi bulan Agustus 2019. Foto: Dok.
JATIMNET.COM, Surabaya – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat inflasi pada bulan Agustus 2019 tercapai 0,12 persen. Salah satu pemicu inflasi pada bulan Agustus lalu adalah naiknya harga emas.
“Emas dan perhiasan menyumbang 0,087 persen terhadap inflasi, dengan perubahan 5,84 persen,” kata Kepala BPS Jawa Timur Teguh Pramono usai rilis bulanan, Senin 2 September 2019.
Ia menduga fenomena pasar dengan naiknya harga emas beberapa pekan terakhir menjadi penyebab. Harga emas baik batangan maupun Aneka Tambang (Antam) yang naik di pasar internasional, sepertinya merembet ke dalam negeri. Tak heran emas menjadi salah satu penyumbang inflasi di Jatim.
BACA JUGA: Naiknya Harga Emas Picu Inflasi di Jatim
Meski secara sumbangsih emas dan perhiasan yang tertinggi. Namun jika melihat besaran laju inflasi, emas dan perhiasan tertinggi kedua setelah Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP).
Data BPS Jatim, SPP sekolah dasar (SD) memberi andil inflasi 8,44 persen, sedangkan SPP jenjang SMP 7,41 persen.
“Sepuluh komoditas utama inflasi adalah emas perhiasan, kemudian SPP SD, harga cabai rawit, SPP SMP, daging ayam ras, upah tukang mandor, pepaya, kentang, sepeda motor dan buah apel,” urainya.
BACA JUGA: Kenaikan Harga Cabai Rawit Picu Inflasi Juli
Teguh mengakui, meski beberapa saat lalu Kementerian Pertanian telah menggelontorkan cabai rawit ke pasar, tetapi masih mencatatkan inflasi. Bahkan perekaman yang telah dilakukan masih cukup tinggi, yakni mencapai 32,35 persen, dengan sumbangsih 0,06 persen.
“Kalau dihitung selama bulan Agustus memang ada penurunan harga, dari awal bulan sampai akhir Agustus. Tapi secara rata-rata dibandingkan bulan Juli, harganya masih lebih tinggi,” Teguh memungkasi.
