Kamis, 24 January 2019 15:00 UTC
ilustrasi. Foto: Shutterstock
JATIMNET.COM, Surabaya - Musim hujan tahun ini berdampak buruk pada penyebaran Demam Berdarah Dengue (DBD) di Gresik. Jumlah penderita DBD sepanjang awal Januari 2019 hingga saat ini meningkat jika dibandingkan bulan yang sama di tahun lalu.
"Sesuai data petugas kami di Dinkes, jumlah penderita DBD se-Kabupaten Gresik mulai awal Januari 2019 sampai hari ini mencapai 33 penderita. Dibanding bulan yang sama tahun 2018 yang hanya 18 penderita," kata Plt Kepala Dinas Kesehatan Gresik, Dr Endang Puspitowati di Gresik, Kamis 24 Januari 2019.
Gresik menurutnya sudah mengantisipasi penyebaran DBD di musim hujan tahun ini. Pihaknya telah melangsungkan antisipasi kewaspadaan sejak November 2018. Bentuknya berupa edaran waspada DBD di Puskesmas seluruh Gresik. Edaran kewaspadaan itu diteruskan hingga tingkat Rukun Warga (RW) dan Rukun Tetangga (RT).
BACA JUGA: Utang Rp 1,3 Triliun, Ini Penjelasan BPJS Kesehatan Jatim
"Kami sudah melakukan yang terbaik, namun jumlah pasien DB tetap masih banyak. Bahkan, kami juga sudah memanfaatkan survelens dan jumantik untuk menangani hal ini," katanya.
Perawatan pasien DBD sendiri mengacu pada prosedur yang dikeluarkan oleh World Health Organization (WHO). Yaitu perawatan khusus terhadap pasien dengan jumlah trombosit kurang dari 100.
"Kami juga telah perintahkan RS Ibnu Sina apabila ada lonjakan pasien, kami siapkan ruangan tambahan yaitu di gedung Ponek yang terletak di Gedung baru. Di sana ada 14 tempat tidur yang siap menampung pasien DB," kata Endang, yang juga menjabat Direktur Utama RSUD Ibnu Sina.
BACA JUGA: BPJS Kesehatan Jatim Dalam Angka
Rumah sakit yang dikelola pemda setempat itu kini merawat 22 pasien DBD. 10 pasien di antaranya sedang dalam tahap observasi dan pemeriksaan trombosit secara menerus.
Bupati Gresik Sambari Halim Radianto mengimbau warga Gresik untuk segera memeriksakan diri jika mengalami demam tinggi. Saat ini, selain RSUD Ibnu Sina, terdapat 32 Puskesmas dan 72 Puskesmas Pembantu di seluruh Gresik. 20 di antaranya melayani rawat inap. "Kita ini orang awam, biar dokter atau perawat yang akan menangani apabila ada keluarga yang sakit," katanya. (Ant)