Sabtu, 08 May 2021 11:40 UTC
BANTUAN SEMBAKO. Pelepasan bus bantuan sembako dari MUI Jember yang dihadiri Bupati Jember Hendy Siswanto, Sabtu, 8 Mei 2021. Foto: Faizin Adi
JATIMNET.COM, Jember – Tak sekadar fatwa keagamaan, kepengurusan Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jember bertekad untuk berperan aktif dalam sektor ekonomi. Salah satunya dengan menggelar pelatihan kerja. Hal itu dipaparkan MUI Jember di sela-sela kegiatan pembagian sembako bagi kelompok dhuafa yang dilakukan, Sabtu, 8 Mei 2021.
“Kegiatan pembagian sembako ini program awal kita sebelum raker. Setelah itu, kita akan menggelar pelatihan kerja bekerjasama dengan Balai Latihan Kerja Komunitas di bawah Kemenaker,” ujar Ketua Komisi Pemberdayaan Ekonomi Umat MUI Jember Ihwan Huda Al Mujib di sela-sela kegiatan yang dipusatkan di Toko Rindang Khatulistiwa kawasan kampus Jember.
Pelatihan kerja yang digelar MUI bersama Kemenaker tersebut meliputi tiga keterampilan, yaitu menjahit, pengolahan kopi, dan teknik pengelasan. Pelatihan dilakukan selama satu bulan di tiga lokasi, yaitu Balai Latihan Kerja Al-Hasan, Desa Kemiri, Kecamatan Panti; Balai Latihan Kerja Komunitas An-Nuriyah, Desa Kaliwining, Rambipuji; dan Balai Latihan Kerja Assunniyyah, Desa/Kecamatan Kencong.
BACA JUGA: SIG Gelar Pelatihan Menjahit dan Peternakan bagi Ibu Rumah Tangga dan UMKM
“Gratis untuk masyarakat, satu paket bisa diikuti 16 orang. Harapannya, ini bisa menjadi stimulus agar umat punya soft skill di bidang ekonomi. Tahun depan, insya Allah akan lebih banyak lagi paket dan kejuruannya,” tutur Ihwan.
Selain itu, MUI Jember juga akan berupaya memfasilitasi UMKM di Jember untuk mendapatkan kemudahan dalam sertifikasi halal MUI. “Agar UMKM bisa naik kelas. Selama ini, mereka kerap mengeluhkan kesulitan mendapatkan akses sertifikat halal. Nanti kita akan kaji di raker,” kata Ihwan.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua Umum MUI Jember KH Abdul Haris menjelaskan pembagian sembako ini menjadi stimulus awal bagi lembaganya dalam ikhtiar pemberdayaan ekonomi umat.
Mengacu pada salah satu hadis, menurut Haris, kondisi kefakiran (kemiskinan) berpotensi menjerumuskan pada kekafiran. Dalam konteks saat ini, kekafiran tidak sekadar beralih agama.
BACA JUGA: Pemprov Jatim Diminta Tambah Pelatihan bagi Masyarakat Korban PHK
“Tetapi juga bisa berarti mereka yang semula menganut Islam rahmatan lil alamin, Islam moderat, tetapi karena kondisi kefakiran, maka terjerumus ke dalam paham radikal dan anti NKRI. Ini yang harus kita jaga,” kata ulama yang juga dosen IAIN Jember ini.
Pembagian paket sembako itu mencakup 200 paket yang dibagikan dengan dua truk ke dua titik. “Kebetulan ada anggota Komisi Pemberdayaan Ekonomi MUI Jember yang menyalurkan kepeduliannya lewat program ini,” kata Haris.
Pelepasan dua truk paket sembako dari MUI Jember juga dihadiri Bupati Jember Hendy Siswanto. Dalam sambutannya, Hendy menyatakan siap untuk bersinergi dengan berbagai kalangan, termasuk MUI.
“Seperti juga di tingkat pemerintah nasional, peran MUI bisa menjadi sandaran bagi masyarakat dan mengontrol jalannya pemerintahan. Sebab, MUI menjadi organisasi yang betul-betul melindungi masyarakat,” tutur Hendy.
